Tulis & Tekan Enter
images

Kamsani saat memantau progres pembangunan jembatan alternatif. (Kaltimkita)

Progres Bangun Jembatan Alternatif Telaga Sari Berbatasan Prapatan Capai 80 Persen

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Pembangunan jembatan alternatif di permukiman padat penduduk Kelurahan Telaga Sari yang berbatasan dengan Kelurahan Prapatan, sudah berprogres mencapai sekitar 80 persen. 

Ya, hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Kelurahan (Seklur) Telaga Sari, Kamsani saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (29/10/2024).

Kamsani menjelaskan, bahwa jembatan dengan panjang sekitar 10 meter itu diharapkan bisa berfungsi tepat sebagai penanganan kedaruratan.

"Jadi kalau jembatan itu sudah selesai bisa mengantisipasi musibah kedaruratan, seperti akses menangani orang sakit dan semacamnya. Biar bagaimana pun kita butuh, apalagi dengan ditutupnya akses ke Pertamina kita tidak bisa lagi berharap pada jalur yang lain selain jalur itu," ujar Kamsani.

Lebih jauh Kamsani menjelaskan, bahwa akses tersebut adalah buah hasil dari inisiasi warga setempat. Dan Kelurahan Telaga Sari pun ikut berperan sebagai pihak yang memfasilitasi jalannya pertemuan antar seluruh warga yang terlibat dalam swasembada jembatan.

Awalnya, lanjutnya, pembangunan jembatan tersebut sudah lama diusulkan warga sejak zamannya Andi Burhanuddin Solong sebagai Ketua DPRD Balikpapan periode 2004-2009. 

Sayang, anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) saat itu belum cukup untuk pembebasan lahan.

"Jadi jembatan itu adalah aspirasi warga sekitar, saat itu alokasi anggaran masih terbatas," terangnya.

Menurutnya, keterbatasan tersebut bukan hanya karena pengerjaannya pembangunan jembatannya saja. Namun, Pemkot Balikpapan juga harus membeli rumah warga untuk lokasi mendirikan jembatan.

"Akhirnya berdasarkan pengalaman itu, sembilan RT warga sekitar pun berininisatif dan sepakat urunan untuk membeli satu rumah. Kalau tidak salah harganya Rp250 juta," akunya.

Kamsani menambahkan, adapun alasan pembangunan fisik jembatan alternatif tersebut dikarenakan beberapa faktor, yakni ditutupnya jalan akses yang menuju ke Pertamina, adanya pertambahan jumlah penduduk, meminimalisir kecelakaan di jalur liter S dan mempercepat akses darurat.

"Setelah warga sudah membebaskan lahan, kemudian warga menyampaikan aspirasinya ke anggota dewan. Dan syukurnya direspon dan difasilitasi," ungkapnya. (lex)


TAG

Tinggalkan Komentar