Kaltimkita.com, SAMARINDA – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) pada Minggu (20/10/2024) malam, bertempat di Pendopo Odah Etam, Kompleks Kantor Gubernur Kaltim. Mengusung tema “Sinergi Pengelolaan Zakat untuk Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Masyarakat”, acara ini berlangsung hingga Selasa (22/10/2024) dengan dihadiri 66 peserta dari berbagai kabupaten dan kota.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Pjs Gubernur Kaltim, Akmal Malik, didampingi oleh Kepala BAZNAS RI Noor Achmad dan Ketua BAZNAS Kaltim Ahmad Nabahan. Dalam sambutannya, Akmal Malik menekankan pentingnya pengelolaan zakat sebagai langkah strategis untuk mengurangi kemiskinan.
“Kita harus bekerja sama untuk memberikan yang terbaik bagi kaum dhuafa. Potensi zakat di Kaltim sangat besar, dan kami siap mendukung penuh pengelolaannya,” ungkap Akmal. Ia juga menyoroti pentingnya membangun kepercayaan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi dalam pengumpulan zakat.
Kepala BAZNAS RI, Noor Achmad, menekankan bahwa sinergi dengan pemerintah sangat penting dalam mencapai target zakat nasional. “Tahun ini, target pengumpulan zakat secara nasional adalah Rp 41 triliun, meningkat 35 persen dari tahun sebelumnya. Untuk mencapainya, kami memerlukan dukungan dari pemimpin daerah dan seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.
Noor Achmad juga menekankan pentingnya strategi digital dalam pengelolaan zakat untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan efisiensi.
Ketua BAZNAS Kaltim, Ahmad Nabahan, menjelaskan bahwa rakorda ini adalah bagian dari implementasi UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. “Tujuan utama rakorda adalah merumuskan program kerja terkait pengumpulan, pengawasan, dan pelaporan zakat, sekaligus memperkuat kelembagaan zakat di berbagai tingkat,” jelasnya.
Ahmad Nabahan juga menambahkan bahwa pelaksanaan rakorda ini didukung oleh anggaran Pemprov Kaltim, BAZNAS RI, serta kontribusi dari kabupaten dan kota.
Kepala BAZNAS Kutim, Masnif Sofwan, turut memberikan laporan tentang keberhasilan pengelolaan zakat di wilayahnya. “Alhamdulillah, tahun ini kami berhasil mengumpulkan zakat dari ASN sebesar Rp 16 miliar. Dana tersebut kami manfaatkan untuk berbagai program, termasuk pengurangan angka stunting di Kutim,” kata Masnif.
Ia optimis target zakat tahun 2025 sebesar Rp 20 miliar dapat tercapai. “Kepercayaan masyarakat terus meningkat, dan ini menjadi modal utama kami untuk terus memperbaiki pengelolaan zakat,” tambahnya.
Rakorda ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara BAZNAS, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan yang lebih merata. Dengan pengelolaan zakat yang profesional dan berbasis kepercayaan, diharapkan upaya penanggulangan kemiskinan di Kaltim dapat berjalan optimal.(Adv)