Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Dari dapur sederhana di RT 14 Kelurahan Karang Rejo, aroma gurih khas rempeyek menggoda siapa pun yang melintas. Di balik camilan renyah yang kini menjadi salah satu kebanggaan UMKM binaan Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan itu, ada sosok tangguh bernama Agustiningsih, pemilik Rempeyek Home Inaya.
Perjalanan Agustiningsih memulai usaha rempeyek dimulai lebih dari satu dekade lalu. Bermodalkan resep keluarga dan semangat belajar, ia mencoba mengolah rempeyek dengan racikan berbeda dari sang ibu.
“Awalnya saya belajar dari orang tua, tapi hasilnya kok belum pas di lidah. Akhirnya saya coba buat sendiri, eksperimen supaya lebih renyah dan gurih,” kenangnya sambil tersenyum.
Dari sekadar coba-coba, hasilnya ternyata disukai keluarga. Ia pun mulai memasarkan rempeyek buatannya pada tahun 2010, berawal dari lingkungan perumahan tempat tinggalnya.
“Dulu suami yang bantu keliling, dari rumah ke rumah. Pesanan datang lewat telepon, kami antar langsung,” ujarnya.
Usaha kecil itu terus tumbuh berkat ketekunan dan rasa percaya pelanggan. Kini, Rempeyek Home Inaya kerap menjadi pilihan oleh-oleh khas Balikpapan dan bahkan sudah pernah dikirim hingga ke Banjar, Kalimantan Selatan.
Meski belum berani menitipkan produknya di toko-toko besar, Agustiningsih lebih nyaman menjual langsung agar perputaran uang tetap berjalan lancar.
Setiap rempeyek buatannya digoreng sendiri dengan penuh kesabaran. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan setengah hingga satu kilogram adonan, tergantung banyaknya pesanan.
“Kalau acara nikahan atau hajatan, kadang banjir pesanan,” kata wanita berusia 56 tahun ini.
Untuk kemasan, Rempeyek Home Inaya hadir dalam dua versi, yakni kemasan plastik biasa dan kemasan toples eksklusif yang biasa dibawa ke pameran UMKM.
“Kalau yang toples Rp40 ribu, sedangkan per kilo sekitar Rp120 ribu,” jelasnya.
Di balik kelezatan produknya, Agustiningsih juga terus belajar meningkatkan kualitas dan manajemen usaha. DKUMKMP Balikpapan membantu memberikan pendampingan, termasuk dalam sertifikasi halal dan pelatihan pengembangan produk.
“Saya harus tetap semangat karena sudah dibina dan dimonitor. Dinas juga bantu sertifikasi halal, itu penting buat saya,” tutur senang.
Ke depan, ia berharap bisa mengembangkan varian baru rempeyek berbahan sayuran.
“Saya ingin anak-anak suka makan sayur. Jadi saya coba kreasikan sayuran ke dalam rempeyek, biar lebih sehat,” ujarnya penuh semangat.
Meski kini usianya tak muda lagi, semangat Agustiningsih tak pernah padam. Di tengah kesibukannya menggoreng dan mengemas, ia tetap menjaga cita rasa khas rempeyekny, gurih, renyah, dan dibuat sepenuh hati.
Rempeyek Home Inaya bukan sekadar camilan, melainkan simbol ketekunan seorang ibu yang tak berhenti berjuang dari dapur kecilnya di Karang Rejo. (lex)