PR (Public Relations) adalah kegiatan di mana suatu kegiatan bertujuan untuk membangun dan memelihara citra positif publik atau masyarakat selaku stakeholder, dan kegiatan PR untuk mencapai tujuan tersebut termasuk mengembangkan strategi untuk mengelola isu. Jika praktisi PR dan manajemen perusahaan membiarkan masalah berdampak lebih serius pada perusahaan dan mengembangkan opini negatif di masyarakat, maka praktisi PR dan pihak manajemen tersebut tengah membiarkan reputasi perusahaannya.
Riau Andalan Pulp and Paper atau PT.RAPP sebagai perusahaan asing yang namanya cukup besar di Indonesia khususnya Riau, selalu diterpa isu yang berasal dari eksternal perusahaan dan terkadang isu tersebut berkembang menjadi negatif yang tidak baik bagi citra perusahaan. Fenomena yang merupakan isu bagi PT.RAPP adalah kasus Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Diposisi ini PT.Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang beroperasi di wilayah Riau, sejak tahun 1993. Sebagai perusahaan penghasil pulp dan kertas yang menggunakan bahan baku kayu. Diterpa isu melakukan pembakaran hutan dan lahannya untuk membuka perkebunan baru dimana salah satunya menyebabkan kabut tebal ditahun 2014-2015.
Isu tersebut beredar luas di media massa, dengan pemberitaan bahwa RAPP adalah salah satu perusahaan yang membakar hutan dan lahannya. Isu ini membuat PT RAPP menjadi sorotan, mempertanyakan kompetensi manajemen perusahaan. Oleh karena itu, departemen Corp Comm PT.RAPP harus berkomunikasi secara cepat dan tepat dengan beberapa kelompok penting seperti karyawan, media, stakeholder bahkan pemerintah.
Pada saat yang sama, hal itu juga menciptakan kondisi yang menyulitkan para eksekutif untuk membuat keputusan yang tepat dan berkomunikasi dengan cepat. Perhatian publik terhadap kasus yang dialami PT.RAPP ini tentu membuat pihak media baik lokal maupun media media nasional memberitakan seputar isu negatif yang melanda perusahaan. Namun pada kenyataannya, hanya sedikit media lokal baik media cetak maupun media online yang memberitakan isu tersebut, hanya banyak media-media baru yang memberitakan isu tersebut dan beberapa media nasional. Ini terjadi karena sebelumnya pihak RAPP telah melakukan hubungan baik dengan media lokal.
Departemen Corp Comm harus wajib mengembangkan strategi dalam mengelola isu karena mengingat faktor-faktor yang menyebabkan munculnya isu akan terus berkembang. Melakukan pendekatan kepada stakeholder harus terus dilakukan karena stakeholder cepat atau lambat akan terus berganti. Misal para pejabat yang memang memiliki siklus pergantian jabatan atau wartawan dan media yang terus berkembang dan bertambah baik online maupun konvensional. PT.RAPP sebaiknya juga melihat opini-opini negatif yang ditimbulkan oleh seseorang atau tokoh penting dimasyarakat. Dikarenakan opini tersebut walaupun hanya opini-opini kecil namun secara tidak sadar akan menjadi bersar dan dapat mempengaruhi opini masyarakat lain yang bisa berdampak pada pandangan negatif terhadap PT.RAPP sebagai perusahaan pembuat bubur dan kertas. Dengan lebih aktif PT.RAPP dalam menanggapi opini-opini bersifat individu tersebut, opini yang bersifat seperti virus tidak akan menyebar dan mempengaruhi masyarakat. (*)
*) Fajar Ade Putra
- 2002056046
- Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.