Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Terkait kelangkaan minyak goreng (migor) yang terjadi di kota Balikpapan, DPRD Kota Balikpapan melalui Komisi III melakukan inpeksi dadakan (sidak) disejumlah tempat penyimpanan distributor di kota Beriman, pada Senin (14/3/2022).
Di sidak tersebut, Anggota Komisi III DPRD Balikpapan juga mengajak Dinas Perdagangan (Disdag) kota Balikpapan dan Emak-emak Bersatu Balikpapan. Ada dua gudang yang dikunjungi, yakni milik PT. Anugerah Cahyadi di Kariangau, dan gudang PT. HAS di Jalan Soekarno-Hatta Km 2,5.
Tim sidak yang dikomandoi Ketua Anggota Komisi III DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri seusai sidak mengatakan, dalam kunjungan pertama ada kendala pada distributor pihak PT. Anugerah cahyadi yang memasarkan migor sunco, dimana biasanya mendapatkan kiriman 4 kontainer dari produsen perbulan, sekarang hanya satu
"Ya biasanya mereka mendapatkan kiriman migor sunco itu empat kontainer dalam sebulan, tapi sekarang hanya dapat satu kontainer saja, dan itu bertahap," ujar Alwi saat memberikan keterangan ke media.
Oleh sebab itu, Alwi akan coba berkomunikasi ke pihak produsen yang katanya (distibutor) berasal dari Surabaya. Untuk memastikan apakah hal tersebut sesuai fakta atau alasan.
"kata mereka (distributor) ini penyebab kendalanya, karena tadinya melayani permintaan 10 toko, sekarang ini hampir semua toko meminta," ucap Alwi.
Lalu, lanjut Alwi, pihak sidak meminta data dari distibutor PT. Anugerah Cahyadi, untuk mengetahui kemana saja arah migor tersebar saat ini. Dan pihak Distributor menyanggupi untuk segera mengirimkan data sesuai permintaan.
"Nanti kita akan juga coba telusuri mudah-mudahan bukan hanya alasan, jangan sampai ini bahasanya untuk mengelabui, karena belum tentu juga kami tahu betul atau tidaknya, apakah memang satu kontainer. Kami juga tidak tahu, apalagi setiap hari tidak melihat cara kerja gudangnya," cetusnya.
Kemudian, bagi PT HAS mengklaim tidak ada kendala, migor merek Madinah milik terjual lancar, bahkan pengiriman produsen asal medan tersanggupi sebanyak enam kontainer perbulan.
"Nah ini sedikit berbeda, mereka menyatakan tidak pernah ada kendala," beber Alwi.
Kenapa migor masih langka, tambahnya, bisa jadi merek lain yang membuat berkurang di pasaran, oleh karenanya konsumen banyak yang beralih ke Madinah.
Hal serupa disampaikan Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan (Disdag) kota Balikpapan, Muhammad Anwar menjelaskan sumber permasalahan, bahwa kirimin produsen tidak memenuhi kuota yang diinginkan distributor.
"Namun pihak distributor sudah menjanjikan, jika pesanan migor tiba, mereka meminta kami mencarikan mekanismenya, bagaimana caranya suapaya masyarakat menikmati migor secara merata," terangnya.
Kemudian, Manager Operasional PT. Anugerah Cahyadi, Lukas mengaku kewalahan dengan melonjaknya permintaan pasar, ia pun merasakan kekurangannya migor yang sejatinya harus dibagikan merata ke para grosir langganannya.
"Kami juga prihatin kepada masyarakat, apalagi yang datang cuman 19.200 liter, sulitnya mengatur pembagian kalau kurang begini. Apalagi ada 3000 toko yang sudah meminta. Jadi ini sangat kurang sekali," katanya dengan keluh kesah.
Sementara itu, Ketua emak-emak bersatu Balikpapan, Wiwik, akhirnya lebih sedikit lega dengan mengetahui titik permasalahan yang terjadi, ia mengungkapkan telah mendapatkan jawaban dari hasil sidak tersebut.
"Jadi keluhan kami yang selama ini terjawab sudah, dan akhirnya kami mengerti bahwa langkanya karena kiriman sedikit dari produsen luar karena pabrik migor nya disana, bukanlah karena kaltim penghasil kelapa sawit yang besar. Mudah-mudahan masyarakat bisa memahami bahwa pihak DPRD punya perhatian penuh atas segala pertanyaan kita," tandasnya. (lex)