Kaltimkita.com, SAMARINDA – Di saat udang windu sukses merajai pasar ekspor perikanan Kalimantan Timur dengan nilai fantastis Rp164,4 miliar, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim terus menggenjot komoditas lainnya yang potensial.
Kini, DKP Kaltim tengah membidik komoditas perikanan lokal lainnya, yakni kerang dara atau yang akrab disebut tudai, untuk diorbitkan menjadi andalan ekspor selanjutnya.
Langkah ini merupakan visi DKP Kaltim yang tidak hanya mengandalkan komoditas yang sudah mapan, tetapi terus berburu potensi baru untuk memperkuat posisi di pasar global.
"Keberhasilan ekspor kita yang sudah menembus Rp256 miliar hingga Juli 2025 adalah bukti kita punya kualitas. Sekarang, kami tengah menjajaki potensi ekspor untuk produk baru seperti kerang dara (tudai)," ungkap Kepala DKP Kaltim, Irhan Hukmaidy, di Samarinda, Kamis (21/8).
Visi untuk mengembangkan komoditas baru ini berpijak pada fondasi ekspor yang sudah sangat kokoh. Udang windu, bersama empat komoditas unggulan lainnya—udang pink (Rp49,3 miliar), udang putih (Rp13,7 miliar), ikan bawal (Rp10,6 miliar), dan kerapu (Rp7,9 miliar)—telah menjadi mesin pendorong utama.
Keberhasilan ini memberikan ruang bagi DKP Kaltim untuk bereksperimen dan melakukan diversifikasi produk. Di luar lima besar tersebut, komoditas lain seperti kepiting bakau, lobster, siput laut, hingga belut juga telah berkontribusi dan menunjukkan kekayaan potensi bahari Kaltim.
Dengan membidik pasar untuk produk unik seperti tudai, Kaltim bersiap menciptakan gelombang kedua kejayaan ekspor perikanan.
Lanjut Irhan, orientasi ekspor yang kini menjadi fokus utama merupakan bagian dari agenda nasional yang lebih besar. Ia secara eksplisit mengaitkan peran sektornya dengan program strategis Asta Cita yang diusung oleh Presiden Prabowo.
"Kemandirian pangan adalah bagian esensial dari sistem pertahanan negara. Dalam rangka mendukung Asta Cita kedua, kami di sektor perikanan Kaltim siap menjadi garda depan untuk penyediaan protein hewani dari ikan," ujar Irhan. (fan)