KaltimKita.com, SANGATTA – Tak hanya sebatas menyuarakan permasalahan sampah saja, akan tetapi ketua RT 13 Gang Naila kawasan jalan Assa’diyah nomor 23 B Desa Sangatta Utara Heru Mulyono turut peduli memberikan “motivasi” sebagai satu solusi melalui pemanfaatan daur ulang sampah menjadi pupuk kompos.
“Sebenarnya tidak efektif juga kita sebagai masyarakat pada umumnya terus-terusan membuang sampah hingga berdampak pada penumpukan sampah. Akan tetapi tentunya sebagai masyarakat peduli kebersihan dapat bersinergi membantu pemerintah maupun instansi terkait dalam hal ini Dinas Kebersihan dalam mengurangi lonjakan volume sampah, salah satunya dengan cara mendaur ulang sampah menjadi pupuk kompos,” terang Heru Mulyono saat sedang mengisi pupuk kompos olahannya ke dalam karung beras.
ULET : Tampak Heru Mulyono saat mempresentasikan cara pengolahan produksi pupuk komposnya yang mampu meraup omset hingga jutaan rupiah
Wartawan KaltimKita.com menanyakan kepada Heru berapa kisaran omset pupuk kompos berbahan baku dasar sampah basah yang diproduksinya? “Lumayanlah dapat dirasakan buat menopang ekonomi keluarga dikisaran jutaan rupiah,” bebernya.
Lantas mengapa ketua RT 13 itu berinisiatif mendaur ulang sampah basah menjadi pupuk kompos. Ia langsung angkat bicara dikarenakan kebutuhan akan pupuk di Sangatta Kabupaten Kutai Timur terbilang cukup tinggi.
“Kita tidak bisa memungkiri kebutuhan pupuk kompos, masih sangat diminati apalagi Sangatta ini terutama luasnya Kutim banyak didapati sektor pertanian yang tentunya sangat membutuh pasokan pupuk,” ulas Heru.
Bahkan hasil produksi pupuk kompos yang diproduksinya terbilang laris manis. “Saya juga memberikan layanan pemasarannya melalui group info jual beli secara online. Untuk itu saya memiliki moto “petisi” wujudkan lingkungan bersih dan sehat melalui pemanfaatan daur ulang sampah menjadi pupuk kompos,” tutupnya. (iya/bie)