Kaltimkita.com, BALIKPAPAN -Sudarman Tahir menjadi yang terbaik setelah menundukkan lawannya Hokki dalam turnamen 9 Ball Open Handicap Laskar Merah Putih (LMP) yang berakhir pada Minggu (26/9/2021), digelar di RaND Pool & Lounge di Pasar Segar, Balikpapan Utara.
Dalam pertandingan final Armand-sapaan karib Sudarman Tahir-, berhasil membalikkan keadaan setelah tertinggal lebih dulu dari lawannya Hokki. Ia pun berhasil menjadi pemenang dengan skor 3 v 6 dan membawa pulang hadiah utama Rp 25 juta sekaligus piala bergilir LMP yang pertama. Sementara lawannya Hokki hanya puas dengan hadiah uang Rp 8 juta.
Ketua Mada LMP Kaltim Abdulloh yang menutup turnamen menyatakan, ajang serupa ini akan menjadi kalender tetap bagi LMP. Dia juga berharap bisa menjadi kalender tetap Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Balikpapan.
"Tahun depan sudah direncanakan, karena turnament ini adalah sembilan bola untuk piala bergilir Balikpapan, jadi jangan buat malu," serunya saat menyampaikan sambutannya.

Ia berapresiasi atas antusias partisipasi para peserta yang mengikuti turnamen garapan LMP ini. Dan iya berharap dari sajian pertandingan kali ini dapat melahirkan atlet-altlet yang bisa mewakili kota serta provinsi.
"Mudah-mudahan dengan aktivitas ini, dapat mencetak atlet-altlet yang luar biasa, dan bisa mewakili kota Balikpapan khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya," harap Ketua DPRD Kota Balikpapan.
Sebeljmnya turnamen dibuka oleh Ketua Harian Mabes LMP H Karmin Laonggeng. Hal senada diungkapkannya, bahwa ia berharap turnamen serupa ini bisa melahirkan bibit-bibit atlet biliar baru, bukan hanya teruntuk Balikpapan dan Kalimantan Timur, tapi juga tingkat nasional.
"Apalagi ada isyarat, LMP akan menggelar ajang serupa dalam skala lebih besar, bukan cuma tingkat Kaltim, bahkan tingkat nasional," singkatnya.
Sementara itu sang juara Armand sedikit membeberkan kunci sukses kemenangannya, walau sempat 10 tahun berhenti bermain biliar, ia kembali melanjutkannya di awal tahun 2016, dan menyebut kesabaran serta berlatih keras dapat menjadikan modal dalam mengikuti pertandingan.
"Alhamdulillah ini rezeki dari Allah, walau sempat tertinggal 2 : 0 tapi tetap saya maksimalkan dan pergunakan kesempatan yang ada," kata Armand yang berasal dari club De Ale Kota Samarinda.
Pria berusia 34 tahun ini mengaku melakukan persiapan hanya selang seminggu sebelum menjalani turnamen. Itu pun dikarenakan jadwal latihannya yang selalu terbentur dengan pekerjaanya.
Armand berharap setelah turnamen ini, akan ada perhelatan yang lebih besar lainnya, sehingga dapat menampilkan pemain-pemain terbaik dari segala penjuru di Indonesia.
"Mudah-mudahan nanti ada even yang lebih besar semacam Indonesia Open, jadi pemain dari luar hadir semua," ujar warga yang tinggal di Handil Kabupaten Kutai Kartanegara ini. (lex)


