Tulis & Tekan Enter
images

Sri Wahjuningsih

Akui Lahan Pertanian Balikpapan Minim, DP3 Sebut Ketahanan Pangan Masih Aman

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Dari total wilayah pertanian yang mencapai 7.996,1 hektare, luas lahan pertanian di kota Balikpapan hanya sekitar 15, 80 persen atau 127 hektare saja. Dan itu dinilai minim untuk saat ini.

Ya, hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan, Sri Wahjuningsih.

"Untuk luasannya, lahan pertanian kita terbilang masih minim," ungkapnya, Jumat (29/11/2024).

Kendati memiliki lahan pertanian yang minim, lanjutnya, akan tetapi bukan merupakan hambatan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

Dari total luasan lahan tersebut, ada sekitar 29 hektar yang ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk sawah dan 98 hektar sebagai Kawasan Pertanian Pangan (KP28).

Namun sejatinya, Balikpapan tetap memiliki potensi untuk budidaya berbagai jenis tanaman, termasuk sayuran dataran rendah dan tanaman palawija seperti singkong. 

"Meskipun kita minim lahan pertanian, tapi Balikpapan tercatat memiliki Indeks Ketahanan Pangan (IKP) yang cukup baik, berada di peringkat ke-8 secara nasional," terang Sri Wahjuningsih.

Dia menegaskan, bahwa IKP itu menjadi cerminan kemampuan Kota Balikpapan dalam memenuhi kebutuhan pangan warganya, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Diakuinya, ketersediaan pangan di Balikpapan memang sebagian besar dipenuhi melalui kerjasama dengan daerah penghasil pangan lain, seperti pulau Jawa dan Sulawesi.

Walau Balikpapan bukan daerah penghasil pangan utama, tapi memiliki infrastruktur baik seperti Pelabuhan Semayang hingga pergudangan yang memadai sebagai medianya.

Sehingga, jalinan kerjasama baik dengan daerah penghasil pangan lainnya yang difasilitasi oleh pemerintah kota Balikpapan, membuat distribusi pangan di kota Beriman berjalan lancar.

"Memang sebagian besar kebutuhan pangan di kota Balikpapan masih bergantung pada distribusi dari daerah lain melalui kerja sama antar daerah," akunya.

Meski demikian, Sri pun mengakui masih ada pekerjaan rumah lainnya, yakni dalam menciptakan kemandirian pangan melalui kondisi tanah yang tidak optimal.

"Kota Balikpapan memiliki karakteristik tanah berjenis podzolik yaitu jenis tanah yang terbentuk karena pengaruh suhu rendah dengan curah hujan tinggi dari batuan pasir dengan kandungan kuarsa tinggi," jelasnya.

Menurutnya, tanah podzolik memiliki sedikit unsur hara dan tidak subur, tanah tersebut berwarna merah kuning, yang cenderung lempung.

"Jadi ini yang menjadi tantangan untuk kemandirian pangan," tutupnya. (lex)


TAG

Tinggalkan Komentar