Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Kota Balikpapan patut berbangga, karena sejatinya memiliki seorang atlet yang memiliki segudang prestasi.
Dialah Angga Cahya. Pemuda asli Balikpapan itu tidak ada henti-hentinya mendulang prestasi. Bukan hanya dikejuaraan nasional, dikancah internasional pun ia sanggup mengharumkan nama Balikpapan mewakili negara Indonesia.
Teranyar, warga Kelurahan Baru Ulu, Balikpapan Barat ini menyabet perunggu pada kejuaran cabang olahraga Obstacle Race di SEA Games 2023 lalu.
Pada kesempatannya saat ditemui reporter kaltimkita.com, Angga sedikit meluapkan emosinya. Ia mengaku bahagia karena dapat membawa pulang juara ketiga pada cabor yang terbilang baru digelutinya.
"Rasanya senang karena cabornya tergolong baru di Indonesia, walau di negara lain sudah cukup lama," ungkapnya saat diwawancai di salah satu mall Samarinda.
Sebenarnya, ungkapnya, ia menargetkan membawa pulang medali emas, namun apalah daya tekad belum berpihak, hanya terpaut 00,02 detik saja, dan memaksanya harus puas pulang dengan mengalungi medali perunggu.
Bermodalkan basic Climbing (panjat tebing) dan langganan juara pertama, pria hobi bernyanyi itu juga mengaku pernah mengikuti perlombaan ninja warior. Oleh sebabnya, ia begitu optimis bisa membawa pulang medali emas untuk negeri tercinta.
Namun menurutnya, raihan tersebut sudah cukup memuaskannya, dikarenakan pada cabor baru itu belum ditunjang fasilitas seharusnya.
"Di jakarta fasilitasnya belum memenuhi standar, sedangkan di Balikpapan sama sekali belum ada," bebernya.
Dijelaskannya, Obstacle Race sedikit menyerupai Climbing, di mana selain mengandalkan speed juga bertumpu pada upper body. Karenanya, pemuda penggermar atlet climbing Jain Kim dan Chon Jong-won asal korea itu cepat beradaptasi.
"Tekniknya sedikit berbeda. Nah, Obstacle Race itu olahraga prestasi sekaligus rekreasi karena di dalamnya ada atletik nya, parkour nya, spartan nya dan climbing nya," terangnya.
Ia menilai, saat beradaptasi pada olahraga baru tidaklah sulit, baginya yang susah itu ketika tidak ada penunjang fasilitas untuk menggeluti.
"Tanpa fasilitas pun kita bisa juara tiga, apalagi kalau ditunjang fasilitas, saya yakin bisa dapat emas," tegasnya.
Kendati demikian, meski Cabor baru tersebut sudah diresmikan Kemenpora, tetapi pria yang lahir pada 31 Agustus 1991 ini pun mengharapkan Obstacle Race juga dapat dihadirkan di Kaltim hingga ke Kota Beriman.
Menurutnya, Obstacle Race sejatinya olahraga berprestasi yang juga bisa diperlombakan di tingkat Nasional, Provinsi dan Daerah.
"Dikarenakan saya asli Balikpapan, kalau bisa mulai sekarang Obstacle Race sudah ada di sini, dan komunitasnya mulai dibentuk. Apalagi nanti diperlombakan di Asian Games 2024," harap pria yang sehari-hari bekerja di Disporapar Balikpapan itu.
"Masa iya di SEA Games dan Asian Games ada lombanya tapi di PON justru gak ada kejuaraannya, kan lucu," katanya heran.
Angga meyakini, kalau olahraga baru itu mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Balikpapan, maka pasti dibanjiri peminat. Apalagi Obstacle Race sangatlah cocok bagi kaum milenial.
"Di Filipina dan Malaysia Obstacle Race sudah jadi tren, sudah seperti olahraga gym bagi mereka. Makanya kemarin kompetitor kami yang kuat itu asalnya dari dua negara itu," tuntasnya. (lex)