Tulis & Tekan Enter
images

Kepala BPPDRD Balikpapan, Idham

Balikpapan Didorong Mandiri di Tengah Pemangkasan DBH, Idham: PAD Jadi Tulang Punggung

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Ketergantungan daerah terhadap dana pusat kini benar-benar diuji. Pemerintah Kota Balikpapan harus memutar otak setelah Pemerintah Pusat memangkas anggaran Transfer ke Daerah (TKD), termasuk Dana Bagi Hasil (DBH) yang menyusut hingga sekitar Rp1,05 triliun.

Kondisi tersebut membuat Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi tumpuan utama untuk menjaga keseimbangan keuangan daerah. Kepala Badan Pengelola Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (BPPDRD) Kota Balikpapan, Idham, menyebut situasi ini sebagai momentum pembuktian kemandirian fiskal.

“PAD kini diharapkan menjadi backbone atau tulang punggung untuk menutupi anggaran yang terpotong oleh pemerintah pusat,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (21/10/2025).

Menurut Idham, kondisi ini menuntut kerja ekstra dan kolaborasi lintas perangkat daerah agar target pendapatan bisa tercapai tanpa menekan masyarakat. Ia menegaskan, penguatan PAD tidak bisa dilakukan secara instan, terlebih di tengah proses pemulihan ekonomi pascapandemi.

“Harus ada effort yang kuat di tengah kondisi ekonomi seperti ini. Strateginya tidak hanya menaikkan penerimaan, tapi juga mengefisienkan pengeluaran,” tegasnya.

Idham menambahkan, oleh karena itu pihaknya berupaya memperkuat pendapatan melalui inovasi pajak dan retribusi, disertai dengan pendekatan persuasif agar masyarakat tetap merasa dilibatkan, bukan dibebani.

“Pendekatan yang adaptif dan humanis penting agar potensi PAD tergali maksimal tanpa menimbulkan resistensi,” katanya.

Meski tantangan ke depan bisa dikatakan tidak ringan, BPPDRD Balikpapan tetap harus optimistis. Dengan sinergi antarorganisasi perangkat daerah dan kolaborasi bersama sektor swasta, pemerintah kota Balikpapan menargetkan perluasan basis pajak sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Idham percaya, dengan pengelolaan yang efisien dan inovatif, PAD tak hanya sekadar penyelamat fiskal sementara, tapi juga menjadi motor utama menuju kemandirian keuangan daerah.

“Inilah saatnya Balikpapan membuktikan diri bisa mandiri secara fiskal,” pungkasnya. (lex)



Tinggalkan Komentar

//