JAKARTA – Pengadilan Agama (PA) Ponorogo menerima 191 permohonan anak menikah dini selama 2022. Sebagian besar alasan dispensasi nikah itu karena anak hamil duluan dan melahirkan.
Dilaporkan detikJateng, dari sisi jenjang pendidikan, anak-anak dengan pendidikan terakhir SMP menjadi yang terbanyak mengajukan dispensasi nikah. Jumlahnya mencapai 106 perkara. Lainnya, pendidikan terakhir SD sebanyak 54 perkara, SMA 25 perkara, dan tidak sekolah 6 perkara.
Para ahli kesehatan sangat tidak menyarankan remaja yang masih duduk di bangku sekolah menikah. Ada banyak risiko kesehatan yang mengintai, terlebih jika perempuan mengandung dan melahirkan di usia remaja.
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai adanya gejolak emosi yang tidak stabil dan juga dikenal sebagai masa pencairan identitas diri. Kondisi jiwa yang tidak stabil akan berpengaruh pada hubungan suami istri, akan banyak konflik yang terjadi dan mengakibatkan perceraian jika masing-masing individu tidak dapat mengendalikan diri.
Berikut risiko yang bisa terjadi saat hamil di luar nikah dikutip detikcom dari berbagai sumber:
1. Risiko anak lahir prematur
Spesialis obgyn dr Arietta Pusponegoro, SpOG menegaskan pada kehamilan remaja atau di bawah usia 20 tahun, risiko ketuban pecah dini lebih besar. Ketika ketuban pecah dini maka terpaksa bayi dilahirkan prematur. Bayi prematur memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami masalah kesehatan dan tentunya juga membutuhkan biaya perawatan yang lebih banyak.
“Artinya bayi belum siap hidup di luar kandungan ibu karena organ-organnya belum matang,” kata dr Arietta.
2. Berat bayi lahir rendah
Anak yang lahir prematur artinya belum berkembang sepenuhnya ketika di dalam rahim.
At badan tubuhnya juga bisa lebih rendah dari yang seharusnya. Berbagai penelitian mengaitkan anak dengan berat lahir rendah dengan kondisi mulai dari lebih rentan depresi, pasif, risiko mengalami diabetes tipe-2, hingga penurunan tingkat kecerdasan.
3. Stunting!
Kehamilan pada ibu yang berusia 20 tahun ke bawah dapat memicu anak stunting atau tumbuh pendek. Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor namun pada intinya asupan nutrisi ibu tak cukup terpenuhi selama mengandung. (det/bie)