KaltimKita.com, TANA PASER - Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Kabupaten Paser akhirnya resmi dibentuk. Pengukuhan Badan Pengurus Daerah (BPD) untuk masa jabatan 2022-2027 itu langsung disaksikan Bupati Paser Fahmi Fadli, Ketua III BPW KKLR Kaltim Agus Salim,
dan Sekertaris Umum KKLR Kaltim Phylosopy Alamsyah Tawakal. Ada juga banyak pejabat Pemkab Paser yang berdarah Sulawesi Selatan, seperti Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (DKISP) Paser Ina Rosana, dan Kepala BKPSDM Paser Suwito.
Bupati Paser Fahmi Fadli menyapa para tamu dengan bahasa Luwu. "Apa kareba kapolo," kata Fahmi yang artinya apa kabar saudara, Selasa (20/6).
Pemerintah daerah apresiasi setinggi-tingginya kepada Kerukunan KKLR atas terselenggaranya acara ini. Kehadiran para anggota menandakan bahwa solidaritas warga Luwu memang tidak perlu diragukan lagi dan tentu saja akan memberikan spirit baru bagi seluruh pengurus KKLR Kabupaten Paser.
"Mari selalu menjaga keakraban dan keharmonisan dengan sesama warga Paser, agar hidup kita selalu penuh ketenteraman dan kedamaian," kata bupati.
Ketua Panitia Rudianto Pasang mengatakan ada seribu lebih warga Luwu yang tinggal atau bekerja di Kabupaten Paser. Banyak dari sektor perusahaan yang sulit dideteksi. Pengukuhan ini bukanlah semata-mata sebuah formalitas, tetapi juga merupakan tonggak penting dalam upaya membangun kerjasama yang harmonis, menyatukan kekuatan, dan mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana visi dan misi kabupaten Paser yaitu Paser Mas (Maju, adil dan Sejahtera)
"BPD KKLR Paser memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan memelihara hubungan antar komunitas, mempromosikan persaudaraan, serta mendorong pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif di Kabupaten Paser," kata Rudianto.
Ketua BPD KKLR Paser Rustan Manguling menyampaikan organisasi ini sudah ada sejak 2005, saat itu belum dilantik seperti sekarang. Pada 2016 terbentuk kembali kepengurusan baru sampai sekarang. Sering digelar pertemuan rutin sesama warga Luwu dan juga Sulawesi. Organisasi ini adalah tempat mempererat tali persaudaraan para perantauan.
"Kami optimis ini akan jadi organisasi mandiri dan profesional. Menjaga nilai-nilai etika di masyarakat," kata Rustan. (Adv)