Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Ketua DPRD Kota Balikpapan, Alwi Al Qadri angkat bicara terkait peristiwa yang menenggelamkan 6 anak di sebuah galian yang menyerupai kolam diduga proyek milik Grand City di Jalan PDAM Kilometer 8, Kecamatan Balikpapan Utara.
Alwi Al Qadri, yang langsung turun ke lokasi sesaat setelah kejadian, menyampaikan duka mendalam atas kehilangan enam anak tersebut. Ia menilai, kondisi lingkungan yang dibiarkan tanpa pagar atau penanda bahaya menjadi faktor risiko fatal yang tidak semestinya terjadi.
“Ada kolam atau cekungan air yang berbahaya dan itu tidak dipagari. Anak-anak bisa masuk dengan mudah,” ujar Alwi setelah memimpin rapat paripurna, Selasa (18/11/2025).
Ia menambahkan, informasi awal menunjukkan anak-anak bermain di area yang dikaitkan dengan lingkungan perumahan Grand City.
Atas dasar itu, DPRD akan memanggil pihak pengembang untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi. Komisi III, yang telah meninjau langsung lokasi, menemukan adanya dugaan kelalaian dalam penutupan akses masuk ke area yang tengah menjalani proses pematangan lahan.
Proses hukum atas insiden ini kini berada di tangan Polsek Balikpapan Utara. DPRD menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kepada kepolisian untuk memastikan apakah unsur kelalaian dapat dibuktikan.
“Kita percayakan kepada aparat untuk mendalami penyebab dan kemungkinan kelalaian,” kata Alwi.
Alwi mengatakan, bahwa salah satu poin yang menjadi sorotan adalah perubahan bentuk lahan usai land clearing. Warga menyebut sebelumnya area tersebut merupakan daratan rendah tanpa kolam. Namun setelah pengupasan tanah, muncul cekungan yang menampung air hujan dan menjadi titik bahaya.
“Kalau lahan itu diratakan, mestinya tidak ada kubangan besar yang membahayakan,” tegas politisi Golkar itu.
DPRD akan memanggil camat, lurah, pengembang, serta dinas teknis seperti Disperkim dan Dinas PUPR untuk mengurai siapa sebenarnya pelaksana pematangan lahan.
Menurut logika Alwi, pihak yang bekerja menggarap lahan biasanya pengembang yang beroperasi di wilayah tersebut. Ia menyebut kemungkinan Grand City, namun pernyataan itu sempat dibantah pihak pengembang. Klarifikasi resmi akan dilakukan dalam pemanggilan berikutnya.
Dewan juga menilai perlu ada bentuk tanggung jawab moral kepada keluarga korban.
“Tentu harus ada pertanggungjawaban. Kami juga berharap adanya tali asih dari pihak terkait,” tutup Alwi. (lex)


