KALTIMKITA.COM, JAKARTA– Pesawat Sriwijaya yang dinyatakan hilang kontak dan meledak di udara sebelum mencium permukaan perairan laut lepas yang diperkirakan di sekitar Pulau Laki Kelurahan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu Selatan.
Dari keterangan pers resmi Bupati Kepulauan Seribu Junaedi, serta beberapa saksi mata nelayan Sabtu (9/1/2021) pukul 14.00 wita
Sebelum lebih lanjut mengupas kronologis accident laka udara maskapai (penerbangan) pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang kini nasibnya tragis menyisakan serpihan puing-puing bodi dan kabin burung besi itu, mulai launching kepakan sayap di angkasa biru tanah air tercinta pada tahun 1994.
DUA PULUH ENAM TAHUN MENGUDARA : Pesawat milik penerbangan Maskapai Sriwijaya Air SJ 182 bermesin boeing 737-500 yang jatuh dan meledak resmi perdana kantongi jam terbang perdana pada tahun 1994 silam.
Yang mana pesawat Sriwijaya Air SJ-182 merupakan jenis pesawat bermesin Boeing 737-500. Berdasarkan Perusahaan manufaktur Boeing Commercial Airplanes merilis pesawat type Boieng 737-500 pada Februari 1984. Pesawat ini memiliki panjang 31 meter atau 102
kaki.
Bila dunia nasional dan internasional belahan dunia tidak menghadapi pandemi covid-19 kondisi normalnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 (Boeing) kapasistas kursi (side) kabin mampu mengangkut 100 penumpang.
Diketahui saat take off sebelum mengalami kecelakaan terjatuh dan menimbulkan ledakan api disertai kepulan asap hitam dilangit biru, terpantau dari menara pengawas bandara Internasional Soekarno Hatta – DKI Jakarta pesawat Sriwijaya Air SJ-182 sempat mengudara selama 4 menit.
yang mana saat take off sebelum detik-detik lost contact dari kokpit kabin yang dipiloti oleh Almarhum Kapten Afwan dengan kopilot Diego Mamahit dari menara pemantau bandara landasan Soekarno Hatta.
Diketahui rute penerbangan pesawat maskapai Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta – Pontianak. Saat take off pesawat tersebut sempat mengudara selama 4 menit.
Secara terpisah manajemen maskapai Sriwijaya saat kehilangan kontak dari kokpit pesawat Sriwijaya Air SJ-182 (Boeing) yang dipiloti Almarhum Kapten Afwan dan mendiang Kopilot Almarhum Kapten Afwan dengan kopilot Diego Mamahit saat kejadian terus intens melakukan kontak dengan berbagai pihak terkait untuk mencari informasi lebih rinci terkait penerbangan SJ-182 rute Jakarta - Pontianak.
"Pihak maskapai masih terus berkomunikasi dan menginvestigasi hal ini dan akan segera mengeluarkan pernyataan resmi setelah mendapatkan informasi yang sebenarnya," dikutip dari keterangan resmi Corporate Communication Sriwijaya Air.
Keterangan direksi manajemen pesawat milik Maskapai Sriwijaya Air SJ 182 jenis Boeing 737-500 yang sempat lost kontak, jatuh dan meledak dinyatakan layak terbang.
Mengutip dari Flight Radar24, Pesawat Sriwijaya bernomor SJ182 dikabarkan mengalami hilang kontak setelah 4 menit meninggalkan landasan Soekarno Hatta.
Pesawat Sriwijaya Air SJ182 mengalami kehilangan kontak saat melakukan penerbangan dengan ketinggian lebih dari 10.000 kaki dalam waktu kurang dari satu. (tim)