Kaltimkita.com, SAMARINDA- Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) akan menerima “hadiah” besar berupa dana bagi hasil dari produksi migas yang akan dimulai oleh perusahaan energi asal Italia, ENI, pada tahun 2027, 2028, dan 2029. Investasi ENI di Kalimantan Timur diperkirakan mencapai lebih dari US$10 miliar, atau setara dengan lebih dari Rp150 triliun.
Hal ini diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam momen Musyawarah Daerah (Musda) XI Golkar Kaltim di Samarinda pada 19 Juli 2025. Dalam kesempatan tersebut, Bahlil yang juga Ketum Partai Golkar menyampaikan bahwa Pemprov Kaltim akan meminta ENI untuk menyerahkan sebagian Participating Interest (PI) mereka.
“Kami akan meminta kepada ENI untuk menyerahkan sebagian kepada Pemda Kalimantan Timur,” ujar Bahlil. “Itu cukup gede, investasinya 10 miliar lebih, 10 miliar US dolar, berarti sekitar 150 triliun lebih. Itu investasinya. Dan produksinya akan mulai di 2027, 2028, 2029.” Terangnya.
Lebih lanjut, ditegaskan bahwa jika proyek ini terwujud, maka dana bagi hasil (DBH) yang akan diterima oleh Kalimantan Timur akan bertambah signifikan. Bahlil juga menyampaikan harapan agar participating interest tersebut tidak lagi hanya dikelola oleh Jakarta, melainkan diserahkan kepada daerah.
“Kalau itu terjadi maka dana bagi hasil untuk Kalimantan Timur itu akan tambah lagi,” tambahnya. “Dan saya minta kepada mereka agar PI-nya jangan lagi Jakarta terus yang olah. Kita harus serahkan kepada daerah dan jadikan daerah menjadi tuan di negerinya sendiri.” imbuhnya
Pernyataan ini disambut antusias oleh para hadirin, yang sebagian besar mengenakan pakaian berwarna kuning. Proyek ini diharapkan dapat membawa dampak positif yang besar bagi perekonomian dan pembangunan di Kalimantan Timur, seiring dengan visi menjadikan daerah sebagai pengelola utama kekayaan alamnya. (zal)