KaltimKita.com, SANGATTA – Pada hari kemerdekaan Republik Indonesia, Ketua Komisi C Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Kutai Timur Ramadhani, SH ditengah masa pandemi covid – 19 Kutai Timur berharap tidak perlu dibesar – besarkan perihal PPKM.
Ia menilai status yang berubah – ubah mulai zona merah covid – 19 hingga angka kematian.
“Tentunya puncak Kemerdekaan RI ke – 76 tahun di harapkan bangkitkan semangat melalui semangat berjuang membebaskan masyarakat dari pandemi covid-19.
Jika ada peningkatan baik yang terpapar hingga melonjak kematian tentunya balance sebaliknya ada penurunan begitu juga status zona merah tidak terus – terusan stag. Semua kembali pada keseriusan Pemkab Kutim dalam menanganinya, “ ulas Ramadhani.
DPRD Kutim Ramadhani apresiasi keseriusan TNI - Polri kepada warga isoma semangati untuk pulih kembali.
Namun Ramadhani mengakui giat perjuangan penanganan covid – 19 geliatnya baru terlihat kalangan TNI – Polri yang mampu melaksanakan amanat pusat tentunya dapat disuport penuh oleh pemeritah daerah.
”Kesadaran masyarakat terkhusus bagi terpapar covid – 19 dari pengamatan sudah sangat bagus dalam menjalankan tarap pemulihan isolasi mandiri isoma, namun sarana medis juga dapat dilengkapi,” ujar Ramadhani.
Akan tetapi ditengah santer perkembangan covid – 19 di Kutim, politisi muda kritis Ramadhani konsentrasi pemerintah daerah jangan hanya tertumpu pada penyelesaian penanganan covid – 19 Kutim.
Efektif sambang langsung ke pusat keramaian personil, Satlantas Polres Kutim ingatkan prokes, penerapan PPKM level 4 serta 5 M.
”Kabupaten Kutim kita ini masih ada persoalan yang belum tuntas baik kontraktor lokal, masyarakat membutuhkan kiprah nyata pada penyelesaian piutang sehingga keuangan daerah APBD kembali maksimal demi keberlanjutan roda pembangunan Kutim,” bebernya.
Rahmadhani berharap setiap memasuki visi – misi kampanye pilkada selalu terlontar misalnya “Jika saya terpilih tidak ada lagi istilah defisit. Karena apabila tidak tuntas penyelesian piutang tentu menghambat pembangunan,” tutup Ramadhani. (aji/rin)