Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Terkait mediasi yang berujung perdebatan pada saat kunjungan lapangan (kunlap) ke jembatan Wika - Balikpapan Baru tepatnya di RT 15, Kelurahan Gunung Samarinda Baru, Komisi III DPRD Balikpapan berencana melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP).
Ya, hal itu disampaikan oleh Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan, H. Yusri saat ditemui media di gedung parlemen, pada Selasa (18/2/2025).
"Kami rencanakan RDP. Kami akan memanggil seluruh RT di wilayah wika dan Praja Bhakti, pengembang, tokoh masyarakat, Disperkim, Dishub, Asisten 1 dan 2 serta Camat dan Lurah," ungkapnya.
Menurutnya, jika tidak dipertemukan sekaligus, dikhawatirkan akan menjadi masalah besar dikemudian hari.
"Tadinya warga perumahan Praja Bhakti yang dianggap tidak kooperatif ternyata welcome. Sedangkan warga wika yang justru tidak welcome," ujarnya.
Pembukaan jembatan penghubung tersebut dirasa sudah tepat bagi Yusri. Baginya, akses jalan itu selain dapat menjadi jalur pintas pengendara dari Balikpapan Baru menuju Kampung Timur atau Terminal Batu Ampar menjadi lebih dekat, juga dapat mengurai kemacetan di tanjakan simpang tiga Global Sport MT. Haryono.
"Di tanjakan itu adalah titik kemacetan, karena padatnya volume kendaraan. Itulah tujuannya Pemerintah membuka jembatan itu supaya kemacetan tidak terjadi," terangnya.
Yusri pun mengaku ikut menyetujui pola buka tutup yang diinginkan warga pada jam-jam rawan.
"Kalau di atas jam 10 malam silahkan mereka membuat aturan buka tutup, tinggal kebijakan dari lingkungan masing-masing sebenarnya," ujarnya.
"Alangkah baiknya mari kita bicarakan secara baik-baik, apalagi warga Wika juga bagian dari masyarakat kota Balikpapan," sambung politisi Golkar itu.
Menurutnya, keberadaan Komisi III dalam mediasi tersebut sebagai pihak yang ingin menegakkan aturan. Sebab, lokasi jalan wika sudah berstatus milik Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan.
"Jadi jangan hanya memandang satu sisi," tegasnya.
Selain itu, baginya akses itu nantinya bisa menjadi kawasan ekonomi baru jika aktif digunakan lalu lintas pengendara.
"Jadi bisa saja nanti warga di sana membuat ruko, kafe, salon atau laundry dikarenakan ramai aktivitas, sehingga kemajuan ekonomi tidak hanya berfokus di Balikpapan Baru tapi juga di Wika," tutupnya. (lex)