KaltimKita.com, SANGATTA – Mendekati masa pencoblosan 9 Desember 2020 manuver-manuver tebaran politik hitam (black campaign) kian gencar ditujukan kepada pasangan calon Bupati Kutai Timur H Mahyunadi SE MSi dan calon wakil Bupati Kutai Timur H Lulu Kinsu.
Berawal dari isu ijazah palsu yang menyudutkan cabup Kutim Mahyunadi. Namun hal itu terpatahkan tak kala KPU Kutim telah melakukan berbagai keabsahan data secara valid dan tidak ada menemukan indikasi ijazah palsu.
Tak ada temuan ijazah palsu membuat akun-akun bondong “hantu” yang hanya bisa berkampanye dengan cara demikian. Ya black campaign tak kalah akal kembali mengoreng-goreng ijazah paket C yang dimiliki Mahyunadi, namun lagi-lagi masyarakat tidak terpengaruh mengambil pusing akan hal itu.
Tidak ada yang salah dengan ijazah paket C, artinya seorang Mahyunadi memiliki motivasi yang baik dalam membekali berbagai skill-nya, bermodalkan ijazah paket C, cabupnya MaKin nomor urut 1 ini kian dilancarkan Allah Swt dalam meniti kariernya serta peningkatan pada jenjang akdemiknya hingga berhasil menyandang S2. Tidak hanya itu saja garisan hidup peruntungan selalu berpihak kepadanya dengan lolosnya dirinya tiga priode di DPRD Kutim bahkan pileg 2019 lalu kembali lolos sebagai anggota DPRD Provinsi Kaltim.
Intelektualitas kepemimpinan cabup/cawabup Kutim Mahyunadi-Lulu Kinsu kian mendapatkan ruang di hati masyarakat (diidolakan) dalam kontes kandidat pilkada Kutim 2020.
Mahyunadi beberapa waktu lalu memotivasi sumber daya manusia di Kutim yang akan mengikuti jejaknya untuk kualitas peningkatan SDM. Dia mengatakan jangan pernah berkecil hati dengan istilah ijazah paket C.
”Saya sering dijadikan motivator dalam berbagai perhelatan dan selalu menyemamgati akan pentingnya ijazah paket C banyak jalan dalam meraih kesukseskan. Dengan paket C saya bisa terus kuliah hingga bergelar S2, dengan paket C jugalah yang mengantarkan pintu keberhasilan baik dalam meniti karier di politik hingga 3 priode duduk di dewan hingga di DPRD Provinsi Kaltim. Jadi plesetan ijazah paket C tidak usah terlalu di pusingkan. Buang-buang tenaga dan pikiran melandeni hal-hal begitu. Biasalah kampanye tidak mampu berstrategi selaiknya elite politik,” kata Mahyunadi.
Pasangan MaKin cakap berintegritas serta profesional dalam bertatap muka dan berdialog. Ditambah mampu menguasai panggung dan menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat.
”Tetap fokus pada perjuangan dan pemenangan itu tujuan utama di MaKin menuju perubahan bersama di Kutim dan tetap salam santuy,” tambah Mahyunadi.
Ijazah palsu santer terdengar sebenarnya bukanlah isu – isu baru yang kurang berdasar dan tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya, anehnya lagi memasuki masa Pilkada Kutim 2020 terpaan isu ijazah dihembuskan, akan tetapi publik dalam hal ini tidak terpengaruh dengan black campaign tersebut. Karena publik berpikir cerdas mana isu yang sifatnya menjatuhkan lawan atau membunuh karakter lawannya dengan harapan berkurangnya dukungan kepada MaKin.
Namun dalam perkembangannya, pasangan MaKin malah terus mendapatkan empati serta menguatnya animo dukungan masyarakat yang siap memenangkannya pada 9 Desember 2020 mendatang. Bahkan sosilisasi-sosialisasi belakangan ini kebanyakan baik Mahyunadi dan Lulu Kinsu lebih banyak diundang langsung oleh tokoh masyarakat, lintas pemuka agama, organisasi baik ormas nasional, daerah, tokoh adat, para sesepuh (orang yang dituakan). (tim)