Tulis & Tekan Enter
images

Pidato Lim dalam acara Wisuda UTAR, Petaling Jaya, Malaysia.

Lim Bayan Terkaya Ke-37

Catatan Rizal Effendi

BEBERAPA media online nasional mengutip rilis Forbes terbaru. Majalah bisnis dan finansial terkemuka asal Amerika Serikat ini menyebutkan ada sejumlah nama baru yang muncul dalam daftar orang-orang terkaya di Indonesia 2024.

Disebutkan ada 3 nama baru yang masuk dalam kelompok 50 orang terkaya di Indonesia. Salah satunya adalah Lim Chai Hock, yang dikenal sebagai salah seorang direktur dan pendiri Bayan Group.

Saya mengenal Lim, yang akrab dipanggil Mister Lim sejak jadi wali kota. Dia sering berada di kantor Bayan Balikpapan. Terkadang turun juga ke lokasi tambang di Tabang, Kutai Kartanegara. Sedang pemilik Bayan, Dato’ Dr Low Tuck Kwong hanya sekali-sekali saja datang. Penampilan Lim biasa-biasa saja, mudah bergaul dan tidak menyiratkan seperti konglomerat lainnya.

Forbes memasukkan Mister Lim orang Indonesia terkaya di urutan ke-37 dengan kekayaan sekitar 1,4 miliar dolar AS atau setara dengan Rp22,42 triliun. Hampir sama dengan APBD Kaltim setahun. Bayangkan besarnya.

Lim hanya terpaut setingkat dengan taipan media dan hiburan Hary Tanoesoedibjo yang berada di urutan ke-36. Dia disebutkan memiliki kekayaan 1,45 miliar dolar AS atau setara dengan Rp23,32 triliun.

Satu lagi pendatang baru orang terkaya di Indonesia, yaitu Han Arming Hanafia. Dia menempati posisi ke-50 dengan kekayaan mencapai 1,05 miliar dolar AS atau setara Rp16,80 triliun. Dia pendiri DCI Indonesia, operator pusat data terbesar di Indonesia.

Lim, Hary, dan Han menggusur Raja Bioskop XXI Benny Suherman, bos Wings Group Eddy Katuari dan Sabana Prawirawidjaja yang merupakan salah satu pendiri Ultrajaya Milk Industry. Ketiganya tergusur dari daftar 50 orang terkaya Indonesia pada akhir tahun 2024.

Sementara itu, Dato’ Low Tuck Kwong berada di urutan ke-3 dari daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes dengan total kekayaan sebesar 27 miliar dolar AS atau setara dengan Rp432 triliun. Dato’ Low kelahiran Singapura 17 April 1948, yang sejak tahun 1972 sudah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Dia mendapat gelar doctor honoris causa dari Universitas Notre Dame of Dadiangas, Filipina dan memiliki diploma bidang teknik sipil dari Japan Institute.

Forbes menobatkan Duo Hartono, yaitu Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, pemilik BCA dan Djarum Group di posisi pertama orang terkaya di Indonesia. Total kekayaan mereka mencapai 50,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp804,8 triliun.

Sedang Bos Barito Group Prajogo Pangestu turun ke urutan ke-2 dengan kekayaan mencapai 32,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp520 triliun. Prajogo dulu dikenal sebagai Raja Kayu, tapi bisnisnya sekarang bergeser ke petrokimia dan energi. Dia mendirikan Barito Renewables Energy yang bergerak di bisnis energi panas bumi.

Daftar Forbes ternyata berbeda dengan versi Bloomberg. Justru Bloomberg mendapuk Dato’ Low Tuck Kwong sebagai orang terkaya di Indonesia pada urutan pertama dengan kekayaan bersih 28,2 miliar dolar AS atau Rp452,115 triliun pada akhir tahun 2024. Sementara Prajogo Pangestu di urutan ke-2 dengan kekayaan bersih mencapai 27,2 miliar dolar AS atau Rp436,082 triliun.

Bloomberg tidak menggabungkan total kekayaan duo Hartono. Tapi dipisah. Khusus Robert Budi Hartono berada di urutan ke-3 dengan kekayaan 23,6 miliar dolar AS atau Rp378,365 triliun. Sedang Michael Bambang Hartono di urutan ke-4 dengan kekayaan 22 miliar dolar AS atau Rp352,713 triliun.

Sementara bos Kutai Refinery Nusantara (KRN) Sukanto Tanoto berada di urutan ke-5 dengan total kekayaan 20,9 miliar dolar AS atau setara Rp335,078 triliun. Di daftar Forbes, Sukanto berada di urutan ke-19 dengan kekayaan 3,6 miliar dolar AS. Agak jauh beda. Sukanto dikenal sebagai Raja Sawit. Salah satu pabrik kelapa sawitnya ada di kawasan industri Kariangau, Balikpapan.

Untuk diketahui juga, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah areal Hutan Tanaman Industri (HTI) milik Sukanto. Dia menanam ribuan pohon eucalyptus untuk bahan baku pabrik kertasnya di Riau.

Ada yang bilang kekayaan Dato’ Low Tuck Kwong sebesar Rp450 triliun lebih itu bisa membiayai pembangunan IKN. Soalnya IKN yang digagas Presiden Jokowi membutuhkan anggaran sekitar Rp466 triliun. Kebetulan lokasi terminal batu bara Bayan di Kariangau tidak begitu jauh dengan lokasi IKN di Sepaku.

Bayan Resources sekarang ini menjadi produsen batu bara terintegrasi terbesar di Indonesia. Konsesi terbesarnya, 80 persen dari total produksi ada di wilayah Tabang, Kukar. Sebagian ada juga di Kalimantan Selatan.

TAMU KEHORMATAN UTAR

Banyak yang mencari tahu siapa sesungguhnya Lim Chai Hock? Nama ini memang jarang diperbincangkan di kalangan konglomerat. Kalau bicara Bayan Group, orang langsung ingat dengan sang pemilik Dato’ Dr Low Tuck Kwong. Padahal hidup matinya Bayan boleh dibilang ada di tangan Lim.

Soalnya Lim adalah kepala operasi atau Chief Operating Officer (COO) dan direktur Bayan Resources (BYAN). Dia juga termasuk pendiri Bayan Group dan juga duduk di dewan direksi beberapa anak perusahaan.

Lim sudah lama bersama Dato’ Low. Sebelum ikut mendirikan Bayan Group, dia bekerja sebagai manajer lokasi di Jaya Sumpiles Indonesia (JSI). Ini salah satu perusahaan infrastruktur pertambangan milik Dato’ Low.

Sejak 1998 hingga saat ini Lim juga menjabat sebagai direktur PT Gunungbayan Pratamacoal. Kemudian, per 26 Juli 2006 dirinya menjabat sebagai direktur PT Bayan Resources Tbk. Ketika Bayan membangun power plant di Kariangau, dia juga duduk sebagai direktur PT Kariangau Power sejak 2010.

Saya banyak berhubungan dengan Mister Lim saat itu karena Kariangau Power sempat merintis kerjasama dengan Perusda milik Pemkot Balikpapan untuk penyediaan listrik di kawasan industri Kariangau. Sayang kerjasama itu tak berlanjut.

Mister Lim kelahiran Malaysia, 12 Agustus 1959. Dia lulusan Malaysian Certificate of Education pada 1977, dan memiliki sertifikat survei lahan atau Certificate in Land Surveying dari Lembaga Jabatan Ukur, Semenanjung Malaysia pada 1981.

Pada bulan Januari dan Februari 2023, Lim dilaporkan dua kali membeli saham Bayan. Pertama sebanyak 124.300 saham dan bulan berikutnya 70.700 lembar. Jadi total saham yang dimiliki Lim saat ini sebanyak 1.086.860.000 lembar.

Di kalangan pejabat dan instansi di Kaltim, Mister Lim sangat dikenal. Soalnya berbagai urusan dan kegiatan yang melibatkan atau mengundang manajemen Bayan, hampir sebagian besar dihadiri olehnya. Termasuk ketika Bayan menjalin kerjasama dengan Polda Kaltim berkaitan dengan bantuan keamanan objek vital.

Bulan Agustus lalu Lim sempat pulang kampung. Dia menjadi tamu kehormatan pada acara wisuda Universitas Tunku Abdul Rahman (UTAR) di Kampus Kampar, Petaling Jaya, Malaysia. Lim didaulat memberikan sambutan.

“Acara wisuda sejatinya adalah untuk merayakan kesiapan para wisudawan untuk merangkul tantangan dan mengendalikan perubahan yang positif,” katanya di depan 2.218 wisudawan/wisudawati UTAR termasuk 32 orang peraih gelar Ph.D.

Lim menekankan tiga kunci pelajaran yang dipetik sepanjang kariernya. Pertama, siap bekerja keras, tekun dan sabar. Hadapi tantangan secara langsung hingga memenangi pertarungan. Kedua, jangan pernah berhenti belajar. Ketiga, tetaplah peduli pada hal-hal yang dianggap kecil. Sebab hal-hal yang kecil dapat menggambarkan bagaimana hal-hal besar dapat dikelola.(*)

 

 


TAG

Tinggalkan Komentar