KaltimKita.com, BENGALON – Terlahir dan dibesarkan dari keluarga petani, hingga anggota DPRD Kutim menbuat Kidang beranjak dewasa dan berumah tangga memilih dengan cara berpoligami dengan banyak keturunan seperti anak kandung, anak angkat, menantu, cucu, cicit. Hal ini dapat dikatakan sebagai keluarga besar.
Tak mudah menjalani dan menjadi seperti seorang Kidang yang di hari tuanya pada pileg 2019 lalu amanah sebagai anggota dewan dari fraksi Berkarya. Ya dalam membina dan menafkahi keluarganya kala itu tentunya melalui berbagai tahapan prosesnya maupun ujian hingga di usia senja Kidang dapat menikmati kesuksesan.
Jiwa sang organisator sangat terlihat jelas pada figur kepemimpinan Kidang saat membesarkan bendera PAC Pemuda Pancasila Bengalon selama 12 tahun lamanya. “Saya ini terbilang keras, biasalah berdarah muda dan semangat-semangatnya, selaku orang yang dipercaya memegang nakhoda di bawah kebesaran bendera PP,” ulas Anggota dewan Kutim dari Berkarya ini.
Kemudian selama menjalankan bendera PP itu jugalah Kidang banyak memperjuangkan aspirasi masyarakat kecil.
“Saya jujur paling terdepan saat itu membela masyarakat serta membuat gebrakan agar perusahaan-perusahaan dapat lebih peduli akan nasib masyarakat sekitar. Tidak hanya sebatas mengeruk hasil alamnya saja akan tetapi bagaimana kontribusi perusahaan kepada wilayah sekitar baik dari sisi kesejahteraannya maupun lingkungan. Setidaknya perjuangan saya banyak menuai hasil seperti infrastruktur berupa pengerasan badan jalan melalui (latrit) untuk menuju kawasan-kawasan perkampungan warga di saat itu,”imbuh Kidang.
Kedua figur tokoh anggota DPRD Kutim Kidang tak kala bersama mantan bupati Kutim Ismunandar saat masih menjabat sekda Kutim Ismu sinergi dengan Kidang naikkan nominal csr di kisaran Rp 1000 dolar Amerika Serikat (USD).
Selain itu Kidang melalui koordinasi mantan bupati Kutim H Ir Ismunandar MT saat itu masih menjabat sebagai sekda Kutim 2010 – 2015 mampu menaikan nominal coorporate social responsibility (csr) yang awalnya hanya 5000 Dolar Amerika Serikat (USD), diera tahun itu jika dinominalkan 5000 dollar Amerika Serikat jika di Rupiahkan dengan mata uang Indonesia (IDR) dikisaran Rp 4.954 triliun kemudian oleh Ismunandar dinaikan menjadi 1000 dolar Amerika Serikat (USD) Rupiah Indonesia (IDR) dijamannya priode masih emban sekda Kutim menjadi Rupiah Indonesia (IDR) Rp.9.908 triliun.
Ketua PAC PP Bengalon, menambahkan 1000 dolar Amerika Serikat (USD) terus mengalami kenaikan nilai tukar pada Rupiah Indonesia (IDR) menjadi Rp. Rp 14.149,35 triliun. “ Nominal csr 1000 dolar dengan mengikuti nilai angka dolar amerika serikat (USD) yang berlaku hingga sekarang. Apa yang saya ungkapkan karena kami ini pelaku sejarah bersama mantan sekda itu di eranya (Ismunandar),” ulas Kidang
“Dalam menyepakati akan hal itu tidaklah mudah penuh pengorbanan dan berdarah-darah. Yang mana pemikiran saya bersama mantan kepala daerah Ismunandar sebenarnya berniat tulus dana CSR itu seharusnya memang digelontorkan bagi kepentingan masyarakat kutim baik dalam memajukan dan membangun kabupaten, inilah yang saya ketahui selama perjalanan beliau,” beber Kidang.
Silaturahmi senantiasa terjaga bersama kedua istri anggota DPRD Kutim Kidang dengan mantan bupati kutim Ismunandar saat bertandang ke rumjab bupati saat itu.
Hal ini dibeberkan Kidang mengungkapkan atas sisi positif seorang Ismunandar yang mampu mendengar jeritan masyarakat terkait perjuangannya dalam mengambil kebijakan berapa angka yang pantas bagi dana CSR di Kutim saat itu. “Saya saat itu belumlah seperti sekarang masih malang melintang berorganisasi membesarkan PP di Bengalon. Banyak menyerap suara masyarakat Kutim yang hasil alamnya kaya akan sektor batu baranya. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada beliau atau dedikasi dan kiprah berupaya memberikan yang terbaik bagi kabupatennya. Saya senantiasa mendoakan beliau beserta ibu ketua DPRD Kutim (nonaktif) senantiasa diberikan kesehatan serta senantiasa dalam lindungan Allah Swt,”tutup Kidang. (tim)