Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan melalui Puskesmas Damai, Kecamatan Balikpapan Kota mendorong masyarakat sekitar untuk melakukan pemeriksaan gratis, dan mengaktifkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di lingkungan masing-masing.
Kepala UPTD Puskesmas Damai, drg. Sekar Dianing Indrati, mengimbau masyarakat Kelurahan Damai, agar memanfaatkan layanan pemeriksaan kesehatan gratis yang disediakan oleh Puskesmas. Bahkan, program ini terbuka untuk seluruh warga dari usia bayi hingga lanjut usia (lansia).
“Pemeriksaan gratis ini bisa dimanfaatkan siapa saja, mulai usia 0 tahun hingga lansia. Cukup datang ke Puskesmas, lapor ke petugas di loket, dan sampaikan ingin melakukan pemeriksaan gratis,” ujar drg. Sekar, Rabu (22/10/2025).
Ia menjelaskan, sebelumnya program pemeriksaan gratis hanya diberikan kepada warga yang berulang tahun di bulan berjalan. Namun kini, layanan tersebut dibuka untuk semua masyarakat tanpa batas waktu tertentu.
“Dulu hanya untuk warga yang berulang tahun, tapi sekarang tidak lagi. Walaupun ulang tahunnya masih lama atau sudah lewat, tetap bisa datang untuk periksa kesehatan,” tambahnya.
Menurutnya, pemeriksaan rutin penting dilakukan agar masyarakat mengetahui kondisi kesehatannya sejak dini dan dapat segera mendapatkan penanganan jika ditemukan masalah.
Selain layanan pemeriksaan gratis, Puskesmas Damai juga aktif menjalankan program pencegahan stunting melalui edukasi gizi, pemeriksaan calon pengantin, dan pembinaan Posyandu.
Drg. Sekar menyebut, fungsi Posyandu kini tidak hanya melayani bayi dan balita, melainkan mencakup seluruh kelompok usia, mulai dari anak, remaja, usia produktif, hingga lansia.
“Silakan masyarakat membuka Posyandu di lingkungannya, meski tidak ada balita. Posyandu sekarang melayani semua umur, termasuk usia produktif 15 tahun ke atas,” jelasnya.
Ia menambahkan, Posyandu saat ini tidak hanya berfokus pada pelayanan kesehatan, tetapi juga mendukung pencapaian enam Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang mencakup aspek kesehatan, pendidikan, sosial, dan perumahan.
Terkait penanggulangan stunting, drg. Sekar menegaskan bahwa langkah paling efektif adalah pencegahan sejak dini, bahkan sebelum masa kehamilan.
“Kalau anak sudah stunting, penanganannya sulit. Jadi pencegahannya harus dimulai sejak remaja, dengan rutin mengonsumsi tablet tambah darah. Calon pengantin juga sebaiknya memeriksakan kesehatan minimal tiga bulan sebelum menikah,” terangnya.
Pemeriksaan calon pengantin ini penting untuk memastikan kondisi kesehatan ibu sebelum hamil. Jika calon pengantin wanita diketahui anemia, maka puskesmas dapat segera melakukan intervensi agar kehamilan lebih sehat dan risiko stunting bisa dicegah.
“Jangan baru datang seminggu sebelum menikah. Kalau anemia dibiarkan, bisa berdampak pada bayi yang lahir dengan risiko stunting,” tegasnya.
Drg. Sekar pun berharap seluruh warga Balikpapan, khususnya di wilayah Damai, aktif menghidupkan kembali Posyandu di lingkungannya.
“Manfaat Posyandu sangat besar bagi semua usia. Kami harap Posyandu yang belum aktif bisa segera dijalankan kembali, agar pelayanan kesehatan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya. (lex)