Tulis & Tekan Enter
images

Rendi Solihin bersama KH Saifuddin Marzuki saat bersilaturahmi di Pondok Pesantren Al Arsyadi, Kelurahan Handil Baru, Kecamatan Samboja, Sabtu (1/3). (Istimewa)

Rendi Solihin Dapat Restu KH Saifuddin Marzuki untuk PSU Pilkada Kukar

Kaltimkita.com, SAMBOJA - Langit Samboja siang itu terlihat cerah, tetapi beban di pundak Rendi Solihin belum juga reda. Kemenangan besar yang ia raih bersama Edi Damansyah di Pilkada Kutai Kartanegara 2024 dengan torehan 259.489 suara—67 persen dari total suara sah—seolah tak berarti setelah Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi pasangannya dan memerintahkan Pemungutan Suara Ulang (PSU). Kini, dalam dinamika politik yang penuh ketidakpastian, Rendi mencari pegangan dan nasihat dari sosok yang dihormatinya, KH Saifuddin Marzuki.

Di Pondok Pesantren Al Arsyadi, Kelurahan Handil Baru, Kecamatan Samboja, Rendi tiba di tengah suasana Ramadan yang tenang namun sarat makna. Begitu melihatnya, Pimpinan Pondok Pesantren Al Arsyadi, KH Saifuddin Marzuki, segera melangkah mendekat dan merangkulnya erat. Momen itu bukan sekadar sapaan, melainkan isyarat dukungan moral dalam situasi politik yang tidak mudah. Mata sang kiai menatap tajam, seakan memahami tantangan besar yang kini dihadapi Rendi.

Percakapan pun mengalir dengan hangat. Rendi duduk penuh takzim, mendengarkan setiap wejangan yang disampaikan KH Saifuddin Marzuki. Sesekali, kiai itu terdiam, merenungi kata-kata yang baru saja ia ucapkan. Rendi, di sisi lain, menyerap setiap nasihat dengan penuh perhatian. 

"Saya ingin memohon nasihat dari orangtua kami ini. Beliau menjadi salah satu orangtua kami di Samboja," ujar Rendi dengan nada hormat.

Di antara perbincangan, terselip pembahasan mengenai dinamika politik Kukar, termasuk keputusan MK yang menggugurkan pencalonan Edi Damansyah. Rendi menyadari bahwa perjalanan politiknya kini jauh lebih menantang. Ia harus kembali berjuang, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk menjaga amanah rakyat yang telah memberikan dukungan besar padanya di Pilkada sebelumnya.

Saat pembicaraan beralih ke PSU yang akan datang, KH Saifuddin Marzuki menyampaikan dukungannya dengan nada penuh keyakinan. "Insya Allah kita dukung, kalau orang sini, kenapa tidak kita dukung," ucapnya mantap.

Dukungan itu bukan sekadar pernyataan politik, tetapi juga pengakuan atas kedekatan Rendi dengan masyarakat Samboja dan sekitarnya. Di tengah persaingan yang semakin ketat, restu dari seorang tokoh agama yang dihormati menjadi angin segar bagi perjuangannya. Dengan langkah yang lebih mantap, Rendi meninggalkan pondok pesantren, membawa harapan dan semangat baru untuk kembali merebut kepercayaan rakyat di PSU mendatang. (Ian)


TAG Kukar

Tinggalkan Komentar