Catatan Rizal Effendi
DIA salah satu penggagas reuni alumni Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman (Fekon Unmul), Sabtu (25/6), dua pekan lalu. Dia datang bersama istri tersayangnya, meski harus berkursi roda. Tapi tetap bersemangat dan bahkan bernyanyi. Dia sangat bahagia bisa bertemu dengan teman-teman se kampus angkatan tahun 70 dan 80-an. Dari kampus pertama Unmul, di Jl Flores Samarinda.
Ternyata itu reuni terakhir senior saya, Harry Bachroel atau lengkapnya Dr H Aji Harryanto Bachroel, SE MM. Dia meninggal dunia Minggu (3/6) dalam usia 69 tahun. Sangat tenang, di saat tidur di samping istri tersayangnya. Seakan dia duduk di singgasananya menghadapi Illahi Robbi.
Jenazahnya dimakamkan di pemakaman kerabat Kesultan Kutai, kompleks Kelambu Kuning Tenggarong, Minggu ba’da zuhur. Harry yang lahir 21 September 1953 itu memang keluarga Kesultanan Kutai dengan jabatan terakhir sebagai menteri sekretaris Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Karena itu berhak menyandang gelar dari kesultanan adalah Pangeran Harry Gondo Prawiro dan istrinya, Dayang Telchief Suryani diberi gelar Raden Putrowati.
Isak tangis dari keluarga melepas kepergian orang yang sangat mereka sayangi. “Kami kehilangan orang yang sangat kami sayangi dan sangat menyayangi kami,” kata sang istri dengan wajah sembab. Bersama Telchief, Harry memperoleh dua anak, dr Aji Raden Shinta Surya Kencana dan Aji Raden Muchammad Rama Putro Prawiro. Juga tiga orang cucu, Ratu Tasha Devana Ramadhani Harman, Sultan Harsha Attala Harman dan Ratu Arisha Kamila Harman.
“Kita kehilangan salah satu putra terbaik Kutai,” kata Bupati Kutai Drs Edi Damansyah, MSi melepas jenazah almarhum dari rumah duka di Jl Pesut, Gang Villaguti, Tenggarong. Edi hadir bersama sejumlah pejabat Pemkab Kutai. Mewakil Sultan Pangeran Ali dan Raden Derry Saidhali. Sementara mewakili alumni Fekon Unmul, Dr Fitriadi, SE MSi.
Jenazah Pangeran Harry dilepas dari rumah duka di Jl Pesut, Gang Villagutti Tenggarong menuju pemakaman kerabat Sultan di Kompleks Kelambu Kuning
Ketika hadir di acara reuni, Harry dan istrinya memang tidak sesegar dulu lagi. Tapi yang luar biasa mereka selalu menunjukkan suasana pasangan yang sangat harmonis dan bahagia. “Ke sini Pak Rizal kita foto bersama dengan teman-teman,” kata Harry mengajak saya. Waktu kuliah di Samarinda, saya dan Harry sama-sama tinggal di kompleks Prefab.
Lalu dia bernyanyi. Saya lihat sangat menghayati. Matanya terpejam-pejam. Harry punya hobby tarik suara mirip mantan gubernur Pak Awang Farouk. Bubuhan Kutai juga. Dia sudah menghasilkan beberapa album. Juga ada yang bersama penyanyi Ibu Kota.
Selain berada di lingkungan kerajaan, karier Harry di pemerintahan juga sangat baik. Selepas lulus, dia menjadi PNS di Kabupaten Kutai Kartanegara. Dia salah satu orang kepercayaan Bupati Kutai Drs Syaukani HR. Karena itu dia berhasil meraih karier puncak ASN sebagai Sekretaris Pemda Kukar tahun 2013. Pemerintahan Kukar berjalan sangat baik dan kita tak pernah mendengar ada hal yang miring tentang Harry.
Yang luar biasa dari seorang Harry adalah kesetiaannya menjaga marwah kesultanan Kutai. Sejak di bangku kuliah, dia aktif di berbagai kegiatan kampus berbau budaya dan kesenian. Dia sering tampil menarikan tarian-tarian Kutai dan seni kerajaan seperti ganjar ganjur. Dialek bertuturnya masih medok dengan bahasa Kutai.
“Siapa lagi kalau bukan etam-etam (kita-kita) ini,” katanya carang (bicara) logat Kutai. Sebagian saya mengerti bahasa Kutai, ndi hali beneh (tidak terlalu bodoh benar). Dulu saya sering diajak saudara saya Zairin Fauzi, putra Bupati Kutai Drs Ahmad Dahlan ke Tenggarong. Saya juga kenal dengan beberapa keluarga Sultan. Dulu saya di Samarinda bertetangga dengan Aji Dino.
“Budaya keraton wajib kita jaga dan lestarikan. Selain bernilai sejarah dan warisan budaya, juga bisa untuk memajukan dunia pariwisata dan perekonomia kita,” kata Harry.
NYESAL NGGA HADIR
Saya mendengar kabar Harry meninggal ketika sarapan pagi di Warkop Nam Min, kampung Timur Balikpapan, Minggu sekitar pukul 09.00. Kebetulan saya bersama H Syahbudin Noor, orang Kutai yang menjadi salah satu kepercayaan PT Gunung Bayan. Pak Udin begitu panggilan H Syahbudin, langsung mengecek ke Tenggarong. Kebetulan Bayan juga ada kerjasama usaha tambang bersama Harry di Tabang.
“Eh beneh (Bahasa Kutai: benar) Pak Harry meninggal. Saya akan ke Tenggarong melayat,” katanya bergegas. Saya tak bisa ikut melayat karena ada beberapa kegiatan. Oleh Pak Udin saya dibuatkan karangan bunga bersama Gunung Bayan.
Rekan-rekan alumni awalnya juga tak percaya kalau Harry meninggal dunia. “Apa benar Harry meninggal? Coba saya cek,” kata Abi Wahyu Hanafi, yang akrab dipanggil Buyung. Dia satu angkatan dengan saya dan pensiun dari pejabat Pemkab Kutim, yang sekarang banyak di Samarinda.
Dari Makassar, Andi Burhanuddin juga kaget. “Masa iya??,” katanya. Andi juga alumni Fekon Unmul. Dia seniman dan motivator, pensiunan Bank Indonesia. Waktu reuni kemarin juga hadir. Dia yang memandu acara dan meminta Harry menyerahkan kue ulangtahun Fekon kepada Dr Fitriadi, alumni yang jadi dosen. “Duh sedih ngga bisa ngantar. Selamat jalan kakandaku, sahabatku dan guruku,” kata Andi.
Tak lama di group WA Fekon Flores ramai dengan ucapan bela sungkawa dan doa. “Kita berdoa Kak Harry husnul khotimah. Saya jadi menyesal ngga bisa hadir waktu reunian itu. Di situlah hikmah dari silaturahmi kita, sebagai teman dan saudara,” kata Nunuk Setiawati.
“Jadi acara reuni hari Sabtu itu, Kak Harry pamit dengan kita. Ya Allah, kita semua sedih,” kata Juraidah. “Tak disangka hanya 9 hari setelah reunian, 25 Juni 2022, kanda Harry Bachroel menghadap Yang Maha Khalik. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT dan dimaafkan segala kesalahannya,” kata Akhmad Salbani.
“Selamat jalan sahabat, tenanglah bersama Sang Pencipta. Kami semua mendoakan yang terbaik,” kata Dr PS SIburian dan Dr Yonathan Pongtuluran, rekan satu angkatan yang menjadi dosen Unmul.
“Atas nama keluarga besar alumni Fekon Unmul, kita semua mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas berpulangnya Pak Harry Bachroel. Semoga almarhum husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan,” kata Syaiful M mewakili teman-teman alumni.
“Maafkan kakak saya jika ada berbuat salah baik disengaja atau tidak. Bagi saya dia kakak terbaik,” kata Aji Lena Bachroel, adik kandung Harry Bachroel, yang juga alumni Fekon Unmul.
Kematian memang sesuatu yang tidak dapat diduga, tetapi pasti terjadi. Dalam ayat 57 surat Al Ankabut Allah subaanahu wata’ala berfirman, “Kullu nafsin zaa’ikatul maut, summa ilainaa turjaun.” (Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati, dan kepada Kami kalian semua akan dikembalikan.)
Selamat jalan, Pangeran. Insyaallah masih akan ada kesempatan untuk reuni lagi. Nanti, pada saat kita semua berhimpun di Padang Mahsyar. Di situ kita berkumpul menunggu giliran untuk menjalani hisab, ketika amal ibadah kita ditimbang seadil-adilnya.(*)