Tulis & Tekan Enter
images

Sebagai Bentuk Pelestarian dan Mendukung Ekonomi Lokal, UKM KPM FISIP Berkunjung ke Kampung Tenun

Kaltimkita.com, SAMARINDA- UKM KPM (Kajian Pemberdayaan Masyarakat) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman menyelenggarakan kegiatan Pasca-PRIDEM (Pekan Penerimaan Kader Baru UKM KPM) di Kampung Tenun pada tanggal 28 Oktober 2023 (Sabtu, 28/10/2023).

Pasca-PRIDEM dilaksanakan dalam bentuk mewawancarai masyarakat sebagaimana diharapkan agar kader yang baru bergabung bisa mengenali salah satu proyek kerja UKM KPM. Selain itu, kegiatan ini juga berkesempatan menambah wawasan anggota baru sekaligus melatih mereka untuk lebih dekat dengan masyarakat sekitar. Kampung Tenun menjadi tujuan dalam kegiatan ini dikarenakan kerajinan tenun menjadi mata pencaharian utama mayoritas penduduk setempat. Kegiatan ini juga diharapkan bisa membantu  melestarikan budaya bangsa serta mendukung pemberdayaan ekonomi lokal.

Kami anggota dari UKM KPM melakukan wawancara lansung di salah satu rumah penenun yang sudah sangat berpengalaman dan cukup berumur. Nael (Anggota UKM KPM) langsung bertanya terkait umur sang nenek dan dari siapa beliau mengenal kerajinan ini. “Dari 17 tahun yang lalu dan mulai nya di Sulawesi, yang mengenalkan tenun adalah orang tua di Sengkang,” jawab sang nenek.

Salmah (Anggota UKM KPM), juga turut memberikan pertanyaan perihal sejak kapan nenek ada di Kampung Tenun serta mengenai bagaimana cara beliau mewariskan keahlian tenun ini. “Iya, saya merantau dari tahun 1960. Sekarang saya sudah punya 2 anak. Ini diwariskan lagi ke anak anak. Umur saya sudah 73 tahun dan suami saya meninggal di usia 75 tahun," sambung sang Nenek.

Berdasarkan pengalaman dalam proses penjualan kerajinan, nenek juga menambahkan bahwa ia lebih dulu membeli benang dari Ibu Sumarni dengan harga Rp. 1.500.000, dikarenakan Ibu Sumarni tidak bisa bertenun, beliau memilih untuk keluar kota untuk pameran dan mengenalkan produk tenun ini. Kemudian Nael bertanya terkait kesulitan apa saja dalam menenum. “Kalau mau masukkan benang ke alatnya, tapi itu orang lain yang masukkan. yang mengerjakan itu beda-beda, ada yang memasukkan benangnya ke dalam alat, ada yang gulung benangnya dan saya hanya menenun. Dulu waktu saya masih muda, saya masih bisa ngerjakan,” lanjut nenek.

Harapan yang disampaikan nenek sebagai penenun untuk anak muda generasi sekarang ialah diharapkan anak muda bisa mewariskan dan melestarikan kerajinan tenun ini. Walaupun kelak pekerjaan mereka bukan penenun, tetapi sudah semestinya tetap mampu menggunakan keahlian tenun di masa yang akan datang.

Bertanya soal penghasilan yang didapatkan sebagai seorang penenun, nenek turut memaparkan. “Jadi begini Nak, saya dikasih benang oleh Ibu Sumarni lalu saya tenun. Satu pack benang itu 1.500.000 dan satu pack benang itu bisa jadi 30 lembar. Setelah kainnya dijual, uang benang yang 1.500.000 itu diberikan kepada Ibu Sumarni dan sisanya untuk saya. Kalo yang nomor 2  itu 250.000, yang nomor 1 itu 4.500.000. Dulu saya masih pakai modal sendiri, tapi karena suami saya sudah tidak ada jadi minta modal benang ke Ibu Sumarni. Itu tergantung pesanan misalnya banyak orang yang menikah atau meninggal. Satu lembar itu 250.000 jadi dikali 30 lembar dan dikurang uang benang," terangnya.

Kain tenun yang biasa digunakan oleh nenek ada kain nomor 1 dan nomor 2. Untuk kain nomor 1 seharga Rp.4.500.000 satu pack dan Rp.500.000 untuk satu lembar sarung. Berbeda dengan nomor 2 yang bertarif Rp.1.500.000 satu pack dan Rp.250.000 untuk satu lembar sarung. Tentu saja ada perbedaan dari kain tenun tersebut. “Beda dari benangnya, kalau nomor 1 benangnya lebih tebal dan lembut, kalau nomor 2 itu tipis dan kasar, tapi nomor 2 itu tidak luntur sedangkan nomor 1 itu biasanya luntur karena pakai sumba,” ujar nenek.

Sampailah dipenghujung wawancara kami dengan seorang nenek penenun di Kampung Tenun. Banyak wawasan baru yang kami dapatkan dari pengalaman nenek sebagai penenun yang sudah mulai menenun dari tahun 1960 hingga sekarang. Kegiatan yang kami lakukan di Kampung Tenun sebagai bentuk pelestarian dan mendukung ekonomi lokal, besar harapan untuk seluruh anak muda dapat selalu membersamai UMKM di Kampung Tenun ini dan turut melestarikannya. (tim)


TAG

Tinggalkan Komentar