Tulis & Tekan Enter
images

Sebelum menjadi wacana debat publik pada kontestasi pilkada Kutim 2020 paslon nomor urut 1 bupati/wabup Kutim melalui figur paslonnya tidak menampik angka kemiskinan terus mengalami kenaikan, hal ini berdasarkan fakta-fakta di lapangan di saat menyalurka

Sebelum Debat Publik Paslon Nomor 1 Mahyunadi–Kinsu Mampu Merealisasikan Aspirasi Mayarakat

KatimKita.com, SANGATTA – Di tengah “keseruan” debat politik paslon bupati/wabup Kutim nomor urut 1 Mahyunadi-Kinsu menjawab akan makna (definisi) dalam mengatasi tingkat populasi angka kemiskinan di Kutim.

Tentunya tentunya pertumbuhan kemisikinan di Kutim tidak terbantahkan, seperti mengutip berita KaltimKita.com sebelumnya pada penyaluran aspirasi perlengkapan sekolah di SDN 003, Sangatta Selatan selaku kedua penyalur aspirasi bantuan sekolah mantan wabup, bupati Kutim, mantan wakil ketua MPR-RI, saat ini selaku wakil ketua DPD RI berkolaborasi pada penyaluran perlengkapan sekolah saat itu.

Terperanjat dan prihatin tatkala salah satu murid penerima bantuan menceritakan kondisi ekonomi keluarga para murid yang para orangtuanya berpenghasilan rendah di bawah rata-rata UMK dan masih jauh untuk dikatakan pra-sejahtera dan sejahtera.

Mantan ketua MPR-RI Mahyudin sempat terperanjat dan prihatin tatkala mendengar langsung sebagian besar orang tua murid tak mampu membeli perlengkapan sekolah. Atas insiatif Mahyudin-Mahyunadi kala itu terpanggil langsung salurkan aspirasinya

“Hal ini dibuktikan atas pernyataan salah satu perwakilan murid SD itu yang orangtuanya berpenghasilan rendah. Sampai-sampai untuk membeli sepatu sekolah saja tak mampu,”ungkap Mahyudin.

Atas latar belakang kondisi ekonomi yang mendera keluarga kurang mampu, menggugah rasa iba, keharuan mendalam Mahyudin dan Mahyunadi karena pernah merasakan hal yang sama dialami seperti apa yang dirasakan para murid tadi.

Terlahir dan berjuang dari titik nol memberikan motivasi dengan tekad yang kuat bangkit di tengah ketidakberdayaan ekonomi, inilah dasar kuat kami berdua saat itu membantu apa-apa saja kebutuhan sekolah para orang tua mereka Di tengah tumpahan keharuan dalam sanubari kedua figur legislatif yang turun langsung ke salah satu sarana pendidikan saat itu.

Mahyudin bersama Mahyunadi langsung mencairkan suasana agar tidak larut dalam hati yang bersedih para murid jangan sampai mematahkan semangat si bolang bermasa depan.

“Yakinlah setiap perjalanan manusia menapaki roda ekonomi tidaklah sama satu dengan lainnya dalam bingkai kesenjangan sosialnya. Jadikanlah ujian sebagai cambuk penyemangat anak-anakku semua untuk berkeyakinan menggapai “cita-cita” harapan setiap orang tua yang suatu saat kelak justru berkat doa, berjuang dengan belajar yang rajin menggapai harapan bermasa depan cerah,” terang Mahyudin.

Dua perwakilan murid SDN 003 Sangatta Selatan usai menerima bantuan perlengkapan sekolah kala itu melalui bersatunya aspirasi mantan wakil ketua MPR - RI Mahyudin bersama mantan Ketua DPRD Kutim Mahyunadi

Turunnya kedua figur mantan unsur pimpinan di DPRD Kutim hingga Provinsi Kaltim Mahyudin-Mahyunadi tidak sekadar tangan hampa berhadapan langsung mendengar keluhan tersebut dari sumbernya saat berada di SDN 003.

Kedua tandem pemangku jabatan MPR-RI dan DPRD Kutim tergugah layaknya seperti orang tua mendengar keluh kesah anak-anaknya. Seketika itu juga Mahyudin memerintahkan staf-nya menurunkan aspirasi bantuan para murid.

“Tolong diturunkan bantuan aspirasi saya dari kabin bagasi mobil, segera salurkan kebutuhan aspirasi mereka demi keberlanjutan semangat belajar dalam mengukir prestasi menjadi sang juara kelas,” ucapMahyudin bersama Mahyunadi.

Berangkat dengan semangat menuju perubahan paslon nomor urut 1 cabup/cawabup Kutim Mahyunadi-Kinsu merupakan figur amanah

Setelah menurunkan ratusan kantong plastik berukuran besar tatapan tajam mengamati sembari di hati segenap muridnya hinggap rasa penasaran dan bertanya-tanya? “Apakah gerangan isi di dalam kantong plastik besar itu...? Di tengah kegundahan hati para murid yang bergelayut penuh tanda tanya untuk tetap semangat bersekolah kenakan seragam, sepatu, tas sekolah serta perlengkapan peralatan sekolah yang serba baru.

Karena hampir rata-rata orang tuanya terbilang berpenghasilan rendah dan tak mampu memenuhi kebutuhan anak-anaknya yang dibanggakan sebagai penerus bangsa.

Terjawab sudah akan harapan para murid tadi, ketika mengetahui ternyata apa yang menjadi harapannya dapat terpenuhi melalui bersatunya aspirasi lintas pusat dan kabupaten Kutim dalam penyaluran bagi masa depan generasi penerus bangsanya.

Dengan memberikan satu set perlengkapan sekolah berupa seragam, tas, buku, alat tulis, sepatu. Mengetahui akan kepekaan dan kepedulian kedua figur penting antara pusat dan daerah Kutim menghapus duka lara yang selama ini dirasakan para murid SDN 003. Apa hanya cukup membantu sebatas peralatan sekolah saja kala itu? Keceriaan murid kian tergambar dan bertambah di saat Mahyudin dan Mahyunadi memberikan suportnya melalui tambahan uang jajan kepada murid dengan mengajak menjawab cerdas-cermat singkat yang beredukasi saat kedua tokoh bersamaan serahkan langsung perlengkapan sekolah.

Selepas itu Mahyudin memberikan pertanyaan berwawasan terkait seputar nama salah satu anggota MPR-RI. “Sebutkan nama wakil ketua MPR RI yang saat ini berdiri di depan anak-anakku sekalian?,” tanyanya dengan ramah. Lalu ada seorang murid dengan tubuh mungilnya “saya mau jawab pak” melihat keberanian untuk menjawab pertanyaan tadi, tanpa rasa grogi sedang bertatap muka dengan tokoh besar nasional dapat terjawab dengan benar “Bapak Dr H. Mahyudin, ST, MM,” ucapnya disertai tepuk tangan dan senyuman para guru kala momen terindah itu. “Maju sini dekat bapak anakku...?”sapa Mahyudin memanggil dan langsung merogoh koceknya memberikan tambahan uang saku.

Giliran Mahyunadi melemparkan pertanyaan simpel dan sederhana yang menjadi pondasi 4 pilar. Ini isi pertanyaan mantan ketua DPRD Kutim Mahyunadi “Coba sebutkan ada berapa sila Pancasila? Tampak perwakilan murid SD seorang anak putri langsung mengangkat tangan sambil berceloteh “saya pak...saya pak DPRD?,” menyambar dengan nada lugu dan apa adanya.

Langsung mantan pejabat nomor satunya di DPRD Kutim mempersilahkan untuk menjawab. “Pancasila ada 5 sila bapak DPRD, saya bacakan isi bunyi sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa,” imbuhnya dengan singkat dan murid tadi mendapatkan uang jajan tambahan.

Sementara terkait keluhan akses jalan menuju sekolah langsung direspons cepat. “Insya Allah nanti sesegera mungkin kondisi jalan akan saya perjuangkan ditingkat nasional, yang langsung berkoordinasi dengan DPRD Kutim” ulas Mahyudin dan amanah disanggupi oleh Ketua DPRD Kutim kala itu.

Di momen saat itu penulis harian KaltimKita.com menorehkan untaian tinta penuh makna akan gambaran kedua jiwa figur pemimpin yang amanah Mahyudin-Mahyunadi tetap rendah hati, satun mampu melayani dengan baik, sekalipun tengah sukses dan kian dilancarkan kariernya oleh Allah SWT bagi keduanya tak masalah saat memberikan bantuan sepasang sepatu kepada murid secara “reflek” spontanitas.

Untuk melepaskan sepatu lama yang dipakai karena kondisinya rusak dan kusam hingga mengganti dan memakaikan kembali sepatu yang kondisi masih baru kepada perwakilan murid dari melepaskan sepatu lamanya yang telah rusak (kusam) hingga memakaikan kembali pemberian sepatu baru dari aspirasi kedua tokoh politisi penting itu.

Untuk mengetahui bagaimana persaan murid-murid SDN 003 saat itu mendapatkan perlengkapan sekolah akan pemberian buah aspirasi dari Mahyudin dan Mahyunadi para murid tak kuasa berkata-kata hanya mampu mengungkapkan rasa terima kasih mendalam mewakili nama kedua orang tuanya, keluarga juga pihak sekolah. (tim)


TAG

Tinggalkan Komentar