Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Melewati dua pekan bulan suci Ramadan, Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan bersama Polresta Balikpapan, Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kota Balikpapan, serta Satgas Covid-19 Kota Balikpapan kembali melakukan sidak intensifikasi pangan, Kamis (29/4/21).
Sidak pun dilakukan di dua titik lokasi supermarket Balikapapan, berawal dari Yova Supermarket di Jalan Mayjen Sutoyo Balikpapan Tengah, dan berakhir di Lotte Mart di kawasan Jalan Ruhui Rahayu Balikpapan Selatan.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi memimpin proses sidak yang didampingi Kapolres Balikpapan Kombes Pol Turmudi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty dan sejumlah Kepala OPD lainnya mengecek dan melihat berbagai makanan maupun minuman yang ada di kemasan parcel.
Rizal Effendi menerangkan, bahwa perlunya melihat batas waktu isi kemasan dahulu, dikarenakan menjelang lebaran akan banyaknya pesanan parcel yang akan dibungkuskan bagi warga.
"Ya, tadi kita lihat dulu dan juga sudah diperiksa sama BPOM ternyata tidak ada yang kedaluarsa, juga kami ingatkan terkait pemakaian jualan makanan yang akan memasuki kedaluwarsa dan tidak memenuhi syarat, ”ujar Wali Kota yang tak lama lagi mengakhiri masa jabatan saat sesi wawancara.
Menurutnya, hasil sidak pertama yakni Yova Supermarket sangat baik dari segi stok dan tempatnya cukup memadai. Sejumlah parsel yang sudah dibungkus diperiksa, untuk melihat kadarluarsa barang dalam parsel. Dan sampai saat ini semuanya sangat baik.
"Saya kira ini sangat baik. Serta persediaan di disana juga sangat baik, tidak ada hal yang kita lihat misalnya yang bisa merugikan, dan tentu kita ingatkan juga jangan sampai stok kosong dan kadaluarsa, "ungkapnya setelah sidak intensifikasi makanan.
Untuk diketahui, sidak tersebut bertujuan untuk memastikan kelayakan makanan dan minuman dalam edaran, sekaligus memantau jikalau ada temuan kadaluarsa yang dapat membahayakan warga menjelang hari raya Idul Fitri 1442 H.
Rizal juga mengusulkan dalam parsel kalau bisa ada hasil olahan dari para UMKM. Berbeda halnya jika parsel tersebut memang sudah pesanan dari perorangan. Terkait UMKM sangat terakomodir dan tidak dipungut biaya. "Mereka sistemnya titip berapa, yang laku berapa, langsung bayar, "kata Rizal.
Dirinya berharap, pemilik juga melakukan pembinaan kepada mereka dan membaca kecenderungan pasar. Misalnya pasar maunya warnanya berubah jangan cuma satu warna kemasan saja.
"Semoga juga dapat membantu dan mendidik UMKM kita. Contoh kemasannya kurang bagus, sehingga konsumen kurang tertarik. Lalu tata letaknya sangat bagus. Kemudian kita minta agar parcelnya ada produk lokalnya juga," urainya.
Rizal juga berpesan, untuk protokol kesehatannya untuk tetap selalu dijaga, jangan sampai ada penularan yang terjadi baik petugasnya maupun pembeli.
“Prokesnya diperketat, apalagi jelang lebaran, pasti lebih rame lagi. Sekali lagi, perokesnya wajib di perketat, ”pungkasnya. (lex)