KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Start buruk Borneo FC Samarinda di putaran kedua Liga 1 2024/2025. Untuk kedua kalinya, tim asal Samarinda ini kalah di kandang sendiri. Ya tuan rumah takluk dengan skor 1-3 atas Semen Padang di Stadion Batakan, Selasa (14/1/2025) malam. Lagi-lagi, kehilangan satu pemain menjadi petaka bagi Pesut Etam-julukan Borneo FC.
Hal serupa juga terjadi di laga kandang sebelumnya bersua Persik Kediri pada putaran pertama. Pada laga tersebut, Borneo takluk empat gol tanpa balas dengan hanya bermain 10 orang pemain.
Di babak pertama, sejatinya Borneo FC unggul terlebih dahulu oleh gol Gabriel Vinicius Furtado menit 39. Sayang, di awal babak kedua tuan rumah terpaksa bermain 10 orang pemain, usai M Dwiky Hardiansyah mendapat kartu kuning kedua menit 47. Situasi tersebut menjadi petaka. Semen Padang berhasil menciptakan tiga gol oleh Carlos Chaby menit 49 serta brace Bruno Gomes menit 73 dan 76. Skor 1-3 sekaligus menutup pertandingan.
Asisten Pelatih Borneo FC Samarinda, Demerson Bruno Costa mengaku, kartu merah yang diterima memang menjadi faktor kekalahan. Tak hanya saat bersua Semen Padang, tapi juga terjadi di laga bersua Persik dan Persebaya.
Pun begitu, ia menyadari jika permainan ngotot yang dilakukan pemain berdampak pada kartu yang diterima. "Para pemain tampil fight. Tapi, ada momentum mereka harus menerima kartu. Tentu ini bukan hasil yang diinginkan dan akan ada evaluasi agar di laga berikutnya bisa kembali ke jalur kemenangan," ujar Demerson Bruno Costa.
Pada laga kali ini, Borneo FC sejatinya sudah tidak dipimpin lagi oleh Pieter Huistra. Kabar kuat menyebut jika pelatih asal Belanda tersebut telah didepak oleh manajemen. "Tunggu manajemen yang berbicara soal itu," kata Demerson.
Di kubu Semen Padang, Pelatih Eduardo Almeida, mengaku jika pertandingan melawan Borneo FC merupakan laga yang sulit. Meskipun timnya bermain cukup baik di babak pertama, dengan sejumlah peluang yang seimbang, Borneo berhasil mencetak gol. Ia menilai timnya sudah memberikan yang terbaik di babak pertama, namun hasilnya ketinggalan.
Beruntung, lanjut dia dengan adanya kartu kuning kedua yang diterima pemain Borneo, anak asuhnya lebih mudah untuk mengatur permainan. Menurutnya, kunci sukses adalah organisasi permainan dan fokus, serta tidak terburu-buru dalam mengejar hasil.
“Yang paling penting adalah organisasi pemain dan fokus. Kami tidak boleh terburu-buru. Kami punya pengalaman dalam situasi seperti ini. Dan bersyukur hari ini bisa menang," ujar Eduardo Almeida.
Pun begitu, Semen Padang masih berada di papan bawah, melihat hal tersebut, mantan juru taktik Rans Nusantara ini cukup optimis timnya bisa keluar dari papan bawah. “Kami sangat optimis di putaran kedua. Kami yakin bisa keluar dari zona degradasi. Hari ini adalah awal yang baik,” tuturnya. (and)