Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Migas Balikpapan dengan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan (STIEPAN) melakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU), menandakan bentuk kolaborasi dalam Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat, juga peningkatan kualitas sumber daya manusia serta sistem penjaminan mutu internal, yang diselenggarakan di gedung administrasi kampus STT Migas, pada Selasa (2/1/2021), pagi.
Ketua STT Migas Balikpapan, Dr. M. Lukman S.T., M.T. mengatakan bahwa kerjasama ini juga sekaligus mendukung program dari Kemendikbud, yakni Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dengan mengadakan pembaharuan kurikulum yang bertujuan mencetak SDM mahasiswa-mahasiswi antara kedua belah pihak agar lulus dengan kebutuhan pasar.
"Jadi yang sudah kami pikirkan itu ketika mahasiswa kami lulus benar-benar yang dicari oleh kebutuhan pasar, untuk itu kita harus merubah kurikulum secara totality," ujar Lukman didampingi Waka I Bambang Sugeng, ST, MT, Waka II Selvia Sarungu, ST, MT, Kabag LPPM Karnila Willard, SE, BA, MBA, dan Bagian Kerjasama Meita Rezki Vegatama, S.Pd., M.Pd, saat diwawancara media.
Kolaborasi pendidikan yang akan diadakan kedua belah pihak berdampak sangat berpotensi, dengan menggabungkan sosial dan teknik akan melahirkan pelaksanaan pembalajaran tambahan dengan metode baru yang maju.
"Dengan adanya pelajaran akuntansi perminyakan kolaborasi STT Migas dan Stiepan akan sangat diperlukan. Jadi nanti kami yang murni spesifik dengan dunia perminyakan, akan ada ilmu sosial yang bisa kami masukkan dikurikulum tersebut begitupun sebaliknya, sehingga dua pihak mahasiswa lebih paham," sambung Lukman.
Kedepannya Lukman juga mengharapkan mahasiswa lebih berpeluang cenderung ke praktek dunia kerja, dengan memberikan 70 persen praktek dan 30 persen teori. Apalagi perpindahan IKN semakin berpeluang, menurutnya mahasiswa Balikpapan harus mempersiapkan diri mulai dari sekarang dan mampu bersaing dengan SDM luar, dan tidak hanya menjadi penonton.
"Kita sebagai institusi pendidikan harus bisa memfasilitasi itu, sehingga ketika lulus mahiswa kita sangat laku didunia kerja. Tantangan kita memang berat dalam menyiapkan SDM menyambut IKN, namun kita persiapkan dari sekarang," tandasnya.
Hal senada juga diutarakan Kabag LPPM Karnila Willard, SE, BA, MBA, terinspirasi dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka maka tercetus nya kolaborasi, dan kampus sudah seharusnya menjadi bagian akademik dari sebuah masyarakat, penggabungan dari spesifik bidang masing-masing dapat menciptakan multi disiplin ilmu yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan sosial.
Ya, seperti membantu masyarakat dan UMKM secara teknologi, kan tidak bisa cuma ilmu teknik saja, juga harus ada ilmu strategi manajemen, marketing atau akuntansi, nah itu kan menjadi satu bagian. Ada bagusnya kampus tuh saling bekerja sama untuk melakukan penelitian serta pengabdian bersama untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di mayarakat, dan mengangkat daya budaya jual," terang Karnila.
Dengan kolaborasi, lanjut Karnila, mahasiswa bisa saja mendapatkan jurusan yang diinginan secara sepaket, sehingga lebih efektif menciptakan lulusan serba bisa yang dapat mengisi segala lini didunia pekerjaan nantinya.
"Tapi kan kadang-kadang mahasiswa itu masuk kampus hanya karena permintaan orang tua dan belum tentu itu yang bener bener iya suka, nah bisa saja mereka ingin tahu ilmu lain, maka itu dengan kolaborasi ini sangat baik untuk perputaran didikan ilmu dari background kampus yang berbeda," tutup Karnila.
Sementara itu Kepala Stiepan Prof Doctor Suhartono SE, MM. mengungkapkan, bahwa kedua pihak menginginkan kerja sama dalam rangka minimal Tri Dharma perguruan tinggi, antara lain bidang pendidikan melalui kerjasama pertukaran dosen dan mahasiswa, kemudian kolaborasi tersebut dalam rangka penelitian bersama termasuk juga pengabdian kepada masyarakat
"Tentunya dalam hal ini kita saling mencoba untuk bagaimana mengeksplor potensi-potensi terbesar yang kita miliki dari kedua belah pihak, sehingga harapannya hal ini dapat mengkontribusi pengembangan dan juga nilai tambah di dalam proses-proses dan pembentukan image lembaga," ungkap Suhartono.
Selain itu juga, lanjutnya, hal ini ditunjukkan dalam rangka mengantisipasi Merdeka Belajar dan kampus Merdeka yaitu dimana pada program ini nanti akan memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa untuk belajar diluar kampus
"Jadi ketika mereka belajar ke luar kampus, harus mempertimbangkan nilai tambah dan juga bagaimana kemanfaatan dari program-program kerja sama tersebut," tuturnya.
Suhartono kembali menjelaskan, kolaborasi dari sisi dosen juga dilakukan dengan pertukaran, bahwa ada beberapa dosen di STT Migas yang sudah memiliki relevansi kompetensi dengan stiepan begitupun sebaliknya.
"Begitupun mahasiswa kami berikan kebebasan memilih fashion mereka untuk menginginkan bahwa mengantisipasi kebutuhan masa depan mereka, dan kemudian ingin mengambil mata kuliah di STT Migas kami persilahkan. Tapi kalau kemudian mahasiswa STT Migas juga ingin belajar mengenai pengembangan yang ada di stiepann kami juga persilakan," sambungnya.
"Ini dalam rangka semuanya untuk mengantisipasi Bagaimana kemampuan mahasiswa itu menjadi lebih luas dalam rangka mengantisipasi perkembangan dinamis di sisi dunia kerja dan isi dunia bisnis," tambah Suhartono. (lex)