Tulis & Tekan Enter
images

Yayasan Muslim Daarul Ghoffar, Kiman meminta maaf kepada anggota dewan Kutim Kidang atas ketidaknyamanan yang terjadi saat peletakan batu pertama.

Tak Mau Berlarut-Larut dan Miss Komunikasi, Panitia  Yayasan Sekolah Muslim Daarul Ghoffar Memohon Maaf Kepada Dewan Kutim Kidang

KaltimKita.com, BENGALON – Tak mau melebar atas kesalahpahaman panitia Kiman dengan anggota DPRD Kutim Fraksi Berkarya Masdari Kidang atas peletakan batu pertama Yayasan Sekolah Islam Muslim Daarul Ghoffar, Desa Tepian Langsat, Kecamatan Bengalon, yang di hadiri Bupati Kutim Drs H Ardiansyah Sulaiman, MSi.

Untuk itu usai acara panen raya padi sawah sekaligus peringatan Isra Mi’raj di kediaman rumah panggung anggota dewan Kidang kawasan LKU di Kecamatan Bengalon, langsung bergegas melakukan pertemuan.

“Kami pada kesempatan ini memohon maaf sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya atas ketidaknyamanan anggota dewan kami bapak Kidang saat hadir pada peletakan batu pertama di Yayasan Muslim Daarul Ghoffar oleh Bupati Kutim Ardiansyah. Sehingga sedikit memicu ketersinggungan beliau saat acara lalu,” terang Kiman.

Menanggapi perihal  permintaan maaf panitia acara Yayasan Muslim Daarul Ghoffar yang disampaikan Kiman. Saat itu juga Kidang langsung memaafkan. “Jadikanlah ini sebagai suatu pembelajaran tetap perhatikan atittude “tata krama”. Serta harus memahami aturan protap jangan semau-maunya. Karena saya jujur saja, saat itu sempat sedikit tersinggung. Tapi ya sudahlah dimaafkan,” ungkap Kidang di hadapan Kiman.

Kidang mengungkapkan miss komunikasi yang terjadi dipicu dengan pengalungan bunga kepada bupati kutim Ardiansyah saat itu, yang mana seharusnya menurut Kidang tidak hanya cukup 1 bunga saja setidaknya minimal ada 3 rangkaian kalung bunga. “Misalnya setelah mengalungi bunga kepada bupati, kalung kedua bisa saja kepada camat-nya, jika wabup-nya berhalangan hadir. Ketiga bisa dikalungkan kepada  unsur lintas FORKOMPIMDA contoh seperti danramil, kapolsek atau pejabat termasuk dewan sekalipun. Jika hanya satu saja lebih baik tidak usah sama sekali ada pengalungan bunga,” jelas anggota dewan dari fraksi Berkarya.

Dirinya lebih spesifik bertanya kepada Kiman, mengapa hal itu terjadi? Kiman mengatakan sesuai  koordinasi dengan protokol dari Sangatta. ”Jadi itu artinya protokol pemkab Kutim – kan?,” tanya Kidang dengan nada serius lagi.

“Ya sudah saya cukup menahami dan tutup lembaran itu. Yang terpenting ke depan jangan sampai terulang lagi. Setidaknya nanda Kiman mengenal saya kan terkait seputar sepak terjang di Bengalon ini dalam memajukan wilayah dari sarana infrastruktur jauh sebelum duduk di dewan tolong maknai itu,” pinta Kidang kepada Kiman.

Mendengar perkataan Kidang, Kiman langsung menegaskan ia sangat mengenal anggota dewan yang merakyat di Bengalon ini. “Saya sangat mengenal pak Kidang bahkan bapak sudah saya anggap orang tua sendiri dan tokoh berpengaruh. Bapak sudah  banyak berbuat bagi Bengalon. Saya salut itu. ayahanda Kidang orang tua kami,” kata panitia acara.

Bahkan ia sadar dan membuat pernyataan permohonan maaf di depan media di landasi karena rasa bersalah mendalamnya kepada anggota dewan Kidang, atas kemauan sendiri.(aji)


TAG

Tinggalkan Komentar