Tulis & Tekan Enter
images

Topang Pangan IKN, Pemkab PPU Tetapkan Kecamatan Babulu Jadi Kawasan Pertanian

Kaltimkita.com, PENAJAM- Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menetapkan Kecamatan Babulu sebagai kawasan pertanian tanaman pangan berkelanjutan untuk menopang kebutuhan Ibu Kota Nusantara (IKN). Penjabat (Pj) Bupati PPU, Makmur Marbun mengatakan, Kecamatan Babulu memiliki ribuan hektare lahan pertanian dan telah menjadi salah satu wilayah lumbung padi di Kalimantan Timur (Kaltim). Selain untuk memenuhi kebutuhan padi penduduk Benuo Taka, Kecamatan Sepaku sebagai lumbung padi juga dipersiapkan untuk mensupport kebutuhan pangan IKN. 

“Kita sepakati Kecamatan Babulu tetap menjadi zona pertanian. Itu ditetapkan dalam RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah),” kata Makmur Marbun, Jumat (9/2/2024). 

Untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Kecamatan Babulu, kata Makmur Marbun, pemerintah daerah memfokuskan program infrastruktur penunjang pertanian untuk wilayah Kecamatan Babulu di tahun ini. Selain dari Pemkab PPU, tahun ada bantuan pembangunan lima sumur bor dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) untuk sumber pengairan lahan pertanian di Kecamatan Babulu. 

“Untuk pembangunan sumur bor juga tidak sembarangan menetapkan lokasinya. Karena ada beberapa titik di Kecamatan Babulu air tanahnya asin sehingga tidak cocok untuk pengairan lahan pertanian,” terangnya. 

Sumur bor untuk sumber pengairan lahan pertanian yang dibangun oleh Pemprov Kaltim hanya solusi jangka pendek dalam mengatasi kekurangan pengairan lahan pertanian di Babulu. Makmur Marbun meminta, pemerintah pusat cepat merealisasikan pembangunan Bendung Sungai Telake di Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser. Bendung Sungai Telake merupakan solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan pengairan lahan pertanian di wilayah PPU dan Paser. 

“Kalau Bendung Sungai Telake dan Bendungan Lambakan di Kabupaten Paser direalisasikan oleh pusat, maka akan memenuhi kebutuhan pengairan lahan pertanian di PPU dan Paser. Kami sudah meminta ke pusat agar kedua infrastruktur pertanian itu direalisasikan. Karena selama ini, pertanian kita hanya mengandalkan tadah hujan. Kalau tidak turun hujan, maka petani tidak menanam padi,” tandasnya. (Adv)


TAG

Tinggalkan Komentar