Tulis & Tekan Enter
images

XETIA : Ekspansi Pasar Jepang

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Diaspora Indonesia di Jepang, Agus Setiawan memilih mendirikan Tech Startup bernama XETIA setelah bekerja di perusahaan Jepang yang bergerak dalam bidang smartfarming. XETIA memiliki ambisi untuk menciptakan sistem yang mampu berkontribusi dalam pengembangan smart-city seperti data-driven personalized nutrition platform. Oleh karenanya, XETIA selama beberapa bulan terakhir aktif melakukan konsultasi ke beberapa pihak di daerah Osaka.

Sebagai hasilnya, startup asal Balikpapan ini berhasil mendapatkan fasilitas berupa Business Support Office (BSO) dari pemerintah Jepang melalui Osaka Internasional Business Promotion Center (IBPC Osaka). Fasilitas ini diberikan sebagai salah satu komitmen Jepang dalam pendukung percepatan pertumbuhan startup yang bergerak dalam bidang teknologi, salah satunya adalah smart-city untuk mencapai Society 5.0.

Salah satu platform yang menggunakan teknologi XETIA saat ini adalah aplikasi HARARU. Aplikasi ini merupakan F&B marketplace yang mengintergasikan beberapa konsep seperti supply chain, halal food, dan personalisasi nutrisi. Melalui konsep Shokuiku (食育),

HARARU berkomitmen memberikan edukasi pola makan sehat ala Jepang. Pola makan sehat orang Jepang ini diperkirakan menjadi salah satu penyebab kenapa mereka memiliki angka harapan hidup yang tinggi. Oleh karenanya, HARARU akan terus berinovasi membangun produk dengan fokus pada makanan Halal, plant-based food, dan sustainably sourced food.

Saat ini, aplikasi HARARU sedang memasuki fase pilot program di Jepang hingga Desember 2021 dengan beberapa toko mitra seperti Toko Ali (Hiroshima), Asian Halal Mart (Osaka), Halal Kombini Plus (Nagoya), dan Warung Rupa-Rupa (Obu). Hasil yang diharapkan dari pilot program ini yaitu memperkenalkan HARARU sebagai marketplace makanan Halal terintegrasi pertama di Jepang serta mendorong UMKM Indonesia untuk dapat melirik Jepang sebagai market potensial ekspor.

XETIA sendiri merupakan perusahaan asal Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan fasilitas BSO dari IBPC Osaka. Melalui program ini, IBPC Osaka berharap akan banyak perusahaan Indonesia yang tertarik untuk membuka, ekspansi atau investasi ke Osaka, Jepang. Adapun beberapa fasilitas seperti business matching, interpretation, translation, dan business consulting service dapat diberikan IBPC Osaka secara gratis. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi mereka melalui website ini https:// www.investosaka.jp/eng.

Selain fasilitas ini, pemerintah Osaka juga menyediakan banyak bantuan pendukung lainnya seperti visa startup. Jika ada pengusaha atau startup Indonesia yang membutuhkan visa startup untuk menjalankan usahanya di Jepang, maka dapat menghubungi Business Innovation Center Osaka Foreign Entrepreneurship Promotion & Support Desk melalui link berikut ini https://www.sansokan.jp/startupvisa/en.

Sebagai negara dengan perekonomian terbesar ke-3 dunia, Jepang juga memiliki banyak fasilitas-fasilitas penunjang startup yang tersebar di seluruh Prefecture. Salah satunya adalah TSUCREA, Startup Incubator yang saat ini sudah memiliki 11 lokasi di Jepang dengan jumlah staff lebih dari 104 orang.

Adapun 3 program utama mereka seperti Business Incubation (bantuan fasilitas, akselerasi program, online incubation, dst), Business Development (pengembangan produk unggulan dan business innovation development), dan Investment (mulai dari seed hingga penyusunan strategi investasi ke perusahaan-perusahaan besar Jepang). Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi mereka melalui website berikut ini https://tsucrea.com/#indextop. (*/bie)


TAG

Tinggalkan Komentar