Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Saat ini, proyek pemasangan pipa jaringan gas (Jargas) dari Senipah menuju Balikpapan milik PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) diperkirakan akan rampung pada Juni ini. Dan Keberhasilan dari pemasangan pipa tersebut dipastikan akan berdampak positif bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan.
Ya, hal tersebut diungkapkan oleh tim Humas PT PGAS Solution, Suyatno S saat dirinya usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi II DPRD Balikpapan, beberapa waktu lalu.
Suyatno menjelaskan, bahwa atas keberhasilan itu, Kota Balikpapan nantinya akan kecipratan Dana Bagi Hasil (DBH) migas dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Sebagaimana diatur dalam pasal 19 ayat (2) dan ayat (3) UU No 33 tahun 2004, kata dia, tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
"Perimbangan DBH Gas Bumi 69,5 persen untuk pemerintah pusat dan 30,5 persen dengan rincian 6 persen untuk kab/kota yang bersangkutan, 12 persen untuk kab/kota penghasil, 12 persen untuk kab/kota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan dan sisanya 0,5 persen dialokasikan untuk menambah anggaran pendidikan dasar," terang Suyatno kepada media.
Menurutnya, project pipanisasi dari Senipah sampai Balikpapan itu sepanjang 78 Kilometer (KM) dilaksanakan oleh PT PGas Solution dan kontraktor PT Citra Panji Manunggal (CPM), untuk mensupport kilang Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP).
"Saat ini penanaman pipa 20 inci sudah tercapai 80 persen dan diharapkan akan segera rampung sebelum Juli 2023," ungkapnya.
Ia mengakui RDMP ini nanti menjadi yang terbesar di seluruh Indonesia, meningkatkan kapasitas produksi menjadi 360 ribu barel perhari dan produknya sesuai standar Euro V.
"Capaian produksi ini melampaui produksi terbesar di Cilacap yang mencapai 348 ribu barel per hari, produksi itu masih besar di sini, kalau sudah berhasil pada 2024 rencana akan startup," bebernya.
Kemudian, kata dia, gas yang dari lapangan Senipah PHM yang ditanamkan ini akan menyalurkan gas berkapasitas maksimal 125 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk mensuplai kilang pengoperasian Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC).
"RFCC merupakan salah satu unit yang berperan sangat penting dalam kilang. Unit ini dapat meningkatkan profitabilitas kilang melalui pengolahan residu menjadi produk yang bernilai tinggi," jelasnya. (lex)