Kaltimkita.com, Balikpapan – Meskipun menghadapi keterbatasan lahan pertanian yang cukup signifikan, Kota Balikpapan terus menunjukkan daya tahan yang luar biasa dalam menjaga ketahanan pangan warganya.
Dengan Indeks Ketahanan Pangan (IKP) yang stabil di peringkat kedelapan nasional, Balikpapan membuktikan bahwa tantangan terkait luas lahan bukanlah halangan utama untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DP3) Balikpapan, Sri Wahjuningsih menjelaskan, meski Balikpapan bukan penghasil pangan utama, Balikpapan tetap mampu menjaga kestabilan pasokan pangan melalui kekuatan infrastruktur yang dimilikinya.
“Meski kami memiliki lahan pertanian yang terbatas, kami tetap bisa menjaga ketahanan pangan berkat dukungan infrastruktur yang memadai, seperti pelabuhan dan gudang. Ini memungkinkan kami untuk mendatangkan pasokan pangan dari luar daerah dengan efisien,” ujar Yuyun sapaan akrabnya pada media, Sabtu (30/11/2024).
Balikpapan mengandalkan kerja sama dengan daerah penghasil pangan seperti Pulau Jawa dan Sulawesi, yang dipermudah dengan jaringan distribusi yang baik. Hal ini memungkinkan kota ini untuk menanggulangi kekurangan lahan dan potensi masalah kesuburan tanah yang ada.
Keterbatasan lahan pertanian, yang hanya mencakup 15,80 persen dari luas wilayah kota atau sekitar 127 hektare, tidak menjadi penghalang besar bagi pemerintah daerah dalam menjaga ketersediaan pangan.
“Dengan pemanfaatan kawasan seperti Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan Kawasan Pertanian Pangan (KP28), Balikpapan dapat memaksimalkan hasil pertanian meskipun kondisi tanahnya kurang subur,” akunya.
Selain itu, tantangan lain yang dihadapi adalah jenis tanah podzolik yang memiliki kandungan hara rendah. Meski demikian, pemerintah terus berupaya untuk memaksimalkan potensi tanah tersebut untuk budidaya tanaman tertentu dengan bantuan teknologi pertanian yang tepat guna.
Melalui berbagai inovasi dan kerjasama yang terjalin dengan daerah penghasil, Balikpapan optimis dapat terus memenuhi kebutuhan pangan warganya di masa depan.
“Meski berbagai keterbatasan tetap ada kami lalui,” tuturnya. (rie)