KaltimKita.com, BALIKPAPAN – Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Kota Cerdas Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba) mendalami langsung penerapan konsep Smart City melalui kunjungan ke Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kota Balikpapan. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi mata kuliah Konsep Teknologi Kota Cerdas yang diampu oleh Danar Retno Sari, S.Kom., M.Kom.
Tim mahasiswa yang terdiri atas Arief Giri, Dwiqi Kurniawan, Ary Fairuzyan, dan Tasya Al Zahra berkesempatan berdialog dengan dua narasumber dari Bappeda, yakni M. Ali Ichwani selaku Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur dan Perekonomian Perkotaan, serta Irena Febriani Dewi, Kepala Subbidang Infrastruktur Perkotaan.
Dalam wawancara tersebut, M. Ali Ichwani menjelaskan bahwa Smart City bukan sekadar penggunaan teknologi dalam tata kelola kota, tetapi merupakan konsep yang mencakup enam pilar utama, yakni Smart Governance, Smart Economy, Smart Living, Smart People, Smart Environment, dan Smart Branding.

“Tantangan utama kami adalah mengubah mindset masyarakat dan aparatur bahwa Smart City bukan hanya soal teknologi. Teknologi hanyalah alat pendukung untuk mencapai efisiensi dan kenyamanan hidup masyarakat,” ujarnya.
Ia mencontohkan penggunaan CCTV untuk memantau kemacetan lalu lintas sebagai bentuk pemanfaatan teknologi yang mendukung salah satu aspek kota cerdas. Namun, lanjutnya, kota tidak bisa disebut Smart City jika keenam pilar tersebut belum terpenuhi secara menyeluruh.
Sementara itu, Irena Febriani Dewi menambahkan bahwa keberhasilan Smart City dapat diukur dari indikator di tiap pilar. Salah satunya adalah pengelolaan sampah yang berfokus pada pengurangan volume di hilir melalui pengolahan di hulu.
Lebih lanjut, Bappeda juga tengah mempersiapkan transformasi digital pemerintahan dari Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) menuju regulasi baru, yaitu Indeks Pemerintahan Digital (PEMDI). Kebijakan ini akan mulai diterapkan pada 2026, dengan rencana sosialisasi secara nasional pada 2028 sesuai arahan pemerintah pusat.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa Poltekba mendapatkan pemahaman mendalam tentang pentingnya kolaborasi antara teknologi, kebijakan, dan masyarakat dalam membangun kota yang berkelanjutan.
Ketua tim mahasiswa, Arief Giri, menyimpulkan bahwa Smart City adalah konsep holistik yang menekankan sinergi antara teknologi, regulasi, dan pengelolaan lingkungan.
“Kota cerdas bukan hanya tentang digitalisasi, tetapi bagaimana setiap elemen bekerja bersama menciptakan kehidupan yang lebih nyaman, efisien, dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Kegiatan “Sepekan Bersama Prodi Sistem Informasi Kota Cerdas” ini menjadi bukti komitmen Poltekba dalam menyiapkan generasi muda yang paham teknologi sekaligus memiliki wawasan perencanaan kota masa depan. (*/and)


