KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Ditengah naik turunnya kasus Covid-19 dan seiring terus berubahnya kebijakan aktivitas dari Pemerintah di era pandemi, sehingga mendorong tingginya angka inflasi di Kota Balikpapan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kota Balikpapan mencermati perkembangan inflasi di daerah.
Pada bulan Februari 2022, Kota Balikpapan mengalami deflasi 0,51% mtm, atau secara year on year (yoy) tercatat inflasi sebesar 2,29 persen. Pada periode ini disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok akmamin seperti minyak goreng ditengah pemberlakuan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) pada komoditi dimaksud. Bahkan, pada bulan Maret inflasi Kota Balikpapan year on year naik sebesar 3,24 persen.
Angka ini lebih tinggi dibanding inflasi Provinsi Kalimantan Timur yang mencatatkan 2,8 persen, dan inflasi nasional 2,6 persen. "Tingkat Inflasi Maret menjadi warning untuk sekarang, tapi juga positif bagi ekonomi ada pergerakan ekonomi," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Balikpapan, R. Bambang Satyo Pambudi, saat temu media di kantor BI Jalan Jenderal Sudirman, Balikpapan, Kamis (21/4/2022).
Disebutkannya, bahwa ledakan inflasi pada bulan Maret di Kota Balikpapan disebabkan adanya pelonggaran dari pembatasan kegiatan masyarakat, dan melandainya kasus Covid-19 di Kota Balikpapan. Selain itu, kenaikan komoditas dunia seperti Crude Palm Oil (CPO) sawit juga berimbas pada naiknya minyak goreng, BBM, elpiji, dan beberapa aspek lainnya beberapa waktu terakhir.
Bambang berharap pada bulan April-Mei ini, inflasi di Kota Balikapapan dapat lebih terkendali, walaupun hal ini juga masih sulit diprediksi karena adanya krisis geopolitik, Rusia dan Ukraina yang bepengaruh pada sisi perdagangan secara global. "Kenaikan komiditas tinggi sekali di global. Terus pasar keuangan global juga tidak menentu. Mudahan di bulan April kenaikan inflasi tidak tinggi. Saya tidak bisa memprediksi seperti apa," ujarnya.
Sebagai upaya menjaga stabilitas inflasi, BI Kota Balikpapan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan secara aktif berkolaborasi melalui strategi Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif.
"Pemerintah daerah juga telah menggelar pasar murah, operasi minyak curah, operasi pasar melalui bulog atau perusda Balikpapan yang menjembati distribusi minyak curah sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET)," pungkasnya. (lex)