Tulis & Tekan Enter
images

Walikota Bontang Basri Rase didampingi wakilnya, Najirah memotong tumpeng HUT ke-23

Bontang “Bawis” Carnival

 

Catatan Rizal Effendi

SAYA cukup lama tak berkunjung ke Bontang. Rindu juga.  Dulu saat  aktif jadi wartawan saya sering ke Bontang yang waktu itu masih kecamatan. Mulai dibangunnya LNG Badak tahun 1974, pabrik Pupuk Kaltim  1977 sampai Bontang resmi jadi kota definitif. Karena itu saya  teringat kota ini, ketika Rabu (12/10) kemarin, merayakan hari jadinya yang ke-23.

Kebetulan keempat wali kota Bontang semuanya teman saya. Sejak era kepemimpinan dr H. Andi Sofyan Hasdam, SpS tahun 1999 (yang menjadi pasangan saya pada Pilgub 2019), Ir H Adi Darma M.Si, dr Hj Neni Moerniaeni, Sp.OG sampai Basri Rase, SIP, yang masih memimpin saat ini.

Alhamdulillah, di hari jadi ke-23, Kota Bontang terus berkembang maju. Semoga terus menjadi kota yang unggul dan berdaya saing yang tinggi dalam segala hal,” kata Basri, yang memimpin pelaksanaan upacara di lapangan Bessai Berinta (LanghinggaLang).

Basri menjadi wali kota Bontang sejak 26 April 2021 setelah mengalahkan Neni Moerniaeni, istri wali kota pertama Sofyan Hasdam. Sebelumnya dia wakil Neni, yang menjadi wali kota Bontang ke-3 (2016-2021). Pada Pilkada 2020, Basri rencananya bakal mendampingi Adi Darma yang maju kembali ke pemilihan. Ketika proses Pilkada berjalan, Adi meninggal dunia karena Covid-19, sehingga Basri menggandeng istri Adi, Najirah melawan pasangan Neni-Joni Muslim. Dan menang.

Mengenakan baju adat taqwo Bontang, Basri bersama wakilnya Najirah, ketua dan anggota DPRD Bontang, Forkompida, dan sejumlah tokoh masyarakat mengajak warga Bontang mensyukuri apa yang telah dicapai dan terus bahu membahu membangun dan meningkatkan kesejahteraan di kota ini.

Ia menyebutkan sejumlah penghargaan, yang menjadi kado HUT ke-23 Bontang. Mulai 6 panji keberhasilan pembangunan dan penghargaan ketiga dalam pembangunan daerah pada HUT ke-65 Kaltim Januari 2022 lalu, Kota Layak Anak predikat Nindya, Anugerah BKN Award 2022 sampai WTP ke-8 kali dari BPK RI Kalimantan Timur.

“Tentu suatu kebanggaan bagi kita semua. Karena itu saya bersama Bu Najirah akan terus berkomitmen dalam mengembangkan Bontang sebagai kota maju, kota industri termasuk memajukan dunia pariwisata dan UMKM,” kata Basri.

Tak mau kalah dengan kota lain, upacara HUT ke-23 Kota Bontang dimeriahkan dengan atraksi 1.000 pelajar, yang menampilkan Tari Jepen Kolosal ala Bontang. Tari jepen termasuk kesenian khas Kalimantan Timur, yang dikembangkan oleh suku Kutai dan Banjar di sepanjang tepian Sungai Mahakam. Ragam geraknya banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Islam.

Masih ada sejumlah acara digelar untuk memeriahkan HUT Bontang, mulai International Ultra Trail Bontang di Hotel Equator, Bontang Animal Fest 2022, Festival Senam Kreasi Nusantara, Konser Efek Rumah Kaca sampai puncaknya, Minggu (23/10) dilaksanakan Bontang City Carnival (BCC).

Dari pengalaman sebelum wabah Covid, BCC berlangsung sangat meriah. Warga Bontang turun ke jalan menyaksikan peragaan aneka budaya dan hasil pembangunan. Juga diperkaya dengan kehadiran dua industri besar PT  Pupuk Kaltim dan PT Badak NGL.

Menurut Ketua DPRD Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam, di usia yang ke-23 ini, Bontang semakin dewasa. Karena itu pelayanan kepada masyarakat harus makin merata baik pelayanan air bersih, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. “Tidak di kota saja, tapi sampai ke pesisir,” tambahnya.

 

Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi meresmikan Mal Pelayanan Publik Kota Bontang

Menyambut HUT ke-23, Wagub Kaltim Hadi Mulyadi meresmikan Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Bontang di Pasar Taman Rawa Indah, Selasa (11/10). Ini MPP keempat dan terbesar di Kaltim. Di bawah komando Sekda Bontang Aji Erlynawati, MPP menampung 42 instansi dengan 266 jenis layanan. “Ini sesuai arahan Presiden Jokowi dan Menteri PAN-RB untuk meningkatkan pelayanan publik,” kata Wali Kota Basri Rase.

Wagub memuji apa yang dilakukan Pemkot Bontang. “MPP sangat penting, apalagi Bontang berkembang menjadi kota industri dan jasa. Perlu fasilitas pelayanan perizinan terpadu, yang cepat dan tepat,” tandasnya.

DARI NGEBON DAN BERUTANG

Ada yang memplesetkan nama Bontang itu berasal dari kebiasaan masyarakat yang suka nge-bon dan ber-utang. Dua kata  itu digabung menjadi Bontang. Ada juga yang bilang berasal dari kata bond (kumpulan) dan tang (pendatang). Lalu menyatu menjadi Bontang, yang memang cikal bakalnya terbentuk dengan kedatangan pendatang terutama dari Sulawesi. Tapi suku asli Bontang adalah Suku Kutai Guntung dan Suku Bajau.

Berdasarkan kitab saway yang ada di Kesultanan Kutai Kartanegara, yang memberi nama Bontang adalah raja pertama Kutai, Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325).

Sejak dulu Bontang memang berada di wilayah Kesultanan Kutai. Lanjut ke Kabupaten Kutai. Mulanya hanya perkampungan kecil, sehingga oleh Sultan hanya ditunjuk petinggi. Kemudian berkembang menjadi kampong, yang dipimpin seorang Tetua Adat. Lalu menjadi ibu kota kecamatan, yang kala itu disebut Onder Distrik van Bontang, yang dipimpin seorang asisten wedana.

Berlanjut dalam pemerintahan Sultan Aji Muhammad Parikesit, Sultan Kutai Kartanegara XIX (1921-1960) sampai ditetapkannya UU No 27 Tahun 1959 tentang pembentukan Daerah Tingkat II di Kaltim dengan menghapus status pemerintahan swapraja.

Bontang menjadi daerah otonom penuh berdasarkan UU No 47 Tahun 1999 tentang pemekaran provinsi dan kabupaten. Sehingga HUT Bontang ditetapkan tanggal 12 Oktober 1999.  Luasnya 49,757 km persegi dengan jumlah penduduk 178.920 jiwa (2020). Mereka berdiam di Kecamatan Bontang  Barat, Bontang Selatan, dan Bontang Utara dengan 15 kelurahan.

Daerah ini berkembang dan terkenal setelah dibangunnya kilang PT Badak NGL dan Pupuk Kaltim di era Presiden Soeharto. Saya sempat meliput peresmiannya. Tidak saja gas dan pupuknya yang mendunia, juga kehadiran tim sepakbola Bontang FC (dulu Bontang PKT), Marching Band Bontang PKT dan Marching Band Eroh Dahana Patra.

Berdasarkan data BPS 2020, total PDRB per kapita mencapai Rp 312 juta per tahun. Itu berarti setiap bulan warga Bontang bisa memperoleh Rp 26 juta.  Angka ini menempatkan Bontang sebagai kota terkaya di Kaltim dan bahkan urutan ketiga se-Indonesia.

Tapi berdasarkan data BPS juga, di kota ini terdapat 8.935 orang yang menganggur dengan tingkat pengangguran terbuka 9,92 persen. Dengan jumlah tersebut, Bontang menjadi kota dengan tingkat pengangguran tertinggi di Kaltim.

Banyak yang mengeluh karena jalur darat Samarinda–Bontang sejauh 120 km banyak yang rusak saat ini. Akibatnya arus barang dan orang sangat terganggu. Tempo hari ada rencana dibangun jalan tol, seperti Samarinda–Balikpapan. Tapi kabar terakhir (seharusnya tidak boleh terjadi) rencana pembangunannya dicoret dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) 2022.

Bicara soalnBontang, selera makan saya pun bangkit. Saya kepingin lagi makan gammi ikan bawisnya Ny Hasnah  di Rumah Makan Si Bolang, yang sangat terkenal. Itu ikan laut khas Bontang dari keluarga baronang lingkis (Siganus canaliculatus). Konon hanya berenang di perairan Bontang saja. Ikannya digoreng, lalu dicelupkan dalam sambal gammi yang cukup pedas dan panas. Mirip penyajian hot plate. Ampun luar biasa sensasinya!

Pelaku UMKM Bontang juga mulai kreatif. Ikan bawisnya juga dikembangkan menjadi makanan camilan seperti kripik bawis. Ada juga ikan asin bawis.  Enak juga. Kekhasan gammi ikan bawis Bontang tidak perlu diragukan lagi karena berkali-kali juara tingkat Kaltim, Kalimantan, dan bahkan Nasional.

Penggiat kuliner Bontang tahun 2015 pernah memecahkan rekor MURI kategori penyajian gammi bawis cobek terbanyak. Pesohor kuliner Indonesia seperti William Wongso dan Bondan Winarno pernah mencoba dan menikmatinya.

Para penikmat gammi ikan bawis Bontang sudah bisa menikmati di Balikpapan dan Samarinda. Ada rumah makan Bawis Bontang yang buka di Jln Syarifuddin Yoes, dekat Polda Kaltim. Saya sering ke sana, meski rasanya masih kalah seru jika tidak datang ke Bontang langsung. Ada baiknya di acara HUT Bontang digelar juga Bontang “Bawis” Carnival. Pasti banyak wisatawan yang datang. Dirgahayu Kota Bontang. Kota TAMAN, yang selalu menawan.(*)

 

*) Rizal Effendi

- Wartawan senior Kalimantan Timur

- Wali Kota Balikpapan dua periode (2011-2021)

 

 

 

 

 

 

 

 


TAG

Tinggalkan Komentar