Saya Esteban Busto ingin mempersembahkan kata-kata rendah hati ini kepada yang terhebat di dunia sepakbola ...
SEBAGIAN dari sepak bola telah mati. Keajaiban sepak bola telah mati. Kegilaan sepak bola telah mati. Gairah sepak bola telah mati. Romantisme sepak bola telah mati. Seni menggiring bola, gawang, kaki pendek sulit membaca dribbling. Tango telah mati, beberapa nada akordeon, karakter dari kios tertinggi di La Bombonera, salah satu sinar bendera Argentina. Messi pemain terbaik di dunia jaman ini, satu-satunya yang mendekati kejeniusan ini.
Tangan Tuhan telah mati, tangan kiri dunia yang mulia itu untuk seluruh Argentina, gelak tawa para malaikat. Cara sempurna untuk memukul bola mati, salto dalam putaran tinggi, langkah kaki menipu lawan, lari zig-zag yang akan membuat pemain bertahan pusing. Pemain paling amatir di lapangan telah meninggal, yang paling emosional, paling kontroversial, paling keras kepala, Kapten yang hebat, Pemimpin yang hebat. Tidak hanya memakai seragam klub, dia juga meminjamkan kulitnya.
Esteban Busto (baju putih) saat berfoto dengan Requelme (tengah). Keduanya pernah berkostum Boca Junior tim yang dibela Maradona saat masih hidup.
Tuan Diego Armando Maradona, 60 tahun, meninggal karena serangan jantung, Rabu ini (25/11), hari ke-10 ia memenangkan Piala Dunia tunggal, yang mengangkat Napoli kecil menjadi kekuatan besar di Italia, yang membuat club Boca Junior dikenal internasional, yang mengubah sejarah Barcelona.
Maradona mengucapkan selamat tinggal pada usia 60 tahun . Dia meninggalkan hidup untuk akhirnya memasuki legenda. Dia mencoba mati, tapi gagal. Dia akan terus hidup selamanya untuk mengenang para penggemar sepak bola yang bagus dalam sejarah sepak bola dunia ... Aku sebagai penggemar sepak bola cantik, penggemar club Boca Juniors dan Asal dari negara Argentina, akan selalu menggendongmu di dalam hatiku ... sampai jumpa lagi di surga Diego...(*)
.jpg)
