KaltimKita.com, SANGATTA – Sumbangsih dan bhakti “Untukmu Negeri”didekasikan oleh mantan Bupati Kutai Timur Drs H Mahyudin,ST.MM yang beberapa waktu lalu dalam menyambut detik-detik kemerdekaan Republik Indonesia ke - 74.
Figur politisi yang sukses melenggang ke gedung parlemen Senayan (Jakarta) Mahyudin mempersembahkan dan membawa oleh-oleh bagi kabupaten yang pernah dipimpinnya sebagai kado terindah (terukir prestasi) membanggakan segenap masyarakat Kutim melalui serah terima Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara.
Untuk mendapatkan penghargaan tertinggi dari presiden RI Jokowi dan negara NKRI tidaklah mudah “seperti membalik telapak tangan”. Menyadang Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera melalui berbagai tahapan penilaian kriteria pemilihan tokoh-tokoh ini sesuai dengan Undang-Undang No 20/2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
Bintang Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan secara ketat dan selektif ditengah masih dirundung duka panjang bangsa, tanah air tumpah darah Indonesia di masa penanganan coronavirus disases (covid-19) yang juga melanda ibu kota.
Kabar gembira sekaigus membanggakan kabupaten termasuk masyarakat dipertegas dan disampaikan kembali dalam orasi kampanye politik pengusung dan pemenangan pasangan cabup/cawabup Kutim H. Mahyunadi, SE.,M.Si bersama H. Lulu/Kinsu dihadapan ratusan relawan MAKIN, masyarakat, tokoh pemuka lintas agama, tokoh adat, organisasi kedaerahan maupun nasional, the power emak-emak “emansipasi wanita” di barisan perjuangan, pengusungan, pemenangan yaitu melalui gabungan perempuan Srikandi Makin.
“Syukur Alhamdulillah saya haturkan kepada Allah Swt, masyarakat Kutim yang telah mensuport dan mendukung kesuksesan (keberhasilan red) hingga dilantika Nasional. Melalui Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tentunua saya tercatat dari bagian perjalan sejarah di era kemerdekaan Indonesia dan disetarakan sebagai pahlawan nasional serta memberikan hak jika di penghujung usia memiliki hak dimakamkan di pusara Taman Makam Pahlawan Kalibata (pasar minggu red),” ulas Mahyudin.
Dari catatan prestasi putra kebanggaan Kutim Mahyudin membuktkan akan kiprahnya dalam mengemban amanah sang leader, tentunya performa kualitasnya handal dan patut diperhitungkan serta berjasa bagi tanah air.
Kesuksesan kaka beradik (bersaudara) M murni diraihnya bukan secara instan akan tetapi perjuangan serta bekerja dan bekerja dalam memperjuangkan amanat masyarakat dibawa doa restu kedua orang tua serta keberkahan dari Allah Swt.
“Dalam mengasah dunia politik saya ini paling keras mendidik adik-adik termasuk dinda Mahyunadi. Bahkan sekalipun dihadapan orang banyak jika ada yang melenceng maka akan saya luruskan. Bahkan memarahi dalam konteks mendidik. Silahkan tanya dinda Unad saya pernah membuat dia menangis,” tegas kakak yang sangat mencintai saudara-saudara kandungnya untuk menjadi pengayoman masyarakat secara amanah, jujur, rendah hati (tidak sombong), senantiasa sederhana.
Dari pengamatan masyarakat kembali kenang kesederhanaan Mahyunadi saat mengembang sebagai ketua DPRD Kutim 2 priode tidak terlintas dalam benaknya membeli atau membangun rumah. Itupun baru terdorong setelah disuport oleh sekeliling orang – orang yang mengasihi Mahyunadi.
“Bahkan fasilitas rumjab Ketua DPRD Kutim saat masih menjabat tidak ditempati,” urai beberapa simpatisan cabup Mahyunadi yang terus setia mendukung.
Bahkan pada pilkada Mahyunadi secara terang-terangan tidak sungkan “gengsi” tidak memiliki banyak finasial namun tetap disuport cawabupnya Lulu/Kinsu. Kesederhanaan tertanam kuat dalam sanubari sang petarung dalam berpegang teguh nasehat kakak kandung tercinta juga master politiknya Mahyudin.
“Pemimpin harus memiliki jiwa “hati” indera, kepekaan jika ingin merasakan kesusahan yang dirasakan maka berbaur lah bersama mereka. Ibarat kata jika masyarakat hanya mampu mengkomsumsi, jagung, ubi, singkong maka pemimpinya juga mengkomsumsi seperti masyarakatnya jelatanya. Akan tetapi jika masyarakat mampu membeli mengkomsumsi beras barulah leader pelayanan ikut membeli beras dan mengkomsumsinya artinya perubahan secara step by step kian maju dan sejahtera dari singkong naik kelas komsumsi beras. Inilah gambaran sederhana sejatinya sang pemimpin,” urai Mahyunadi memaknai mendalam petuah sang kakanda Mahyudin.
Pada kesempatan itu Mahyudin mendapatkan jawaban bahwasannya Mahyunadi sudah lolos dari ujian yang diberikan petahana Wakil Ketua DPD RI.
“Ini terlepas dari konteks famili tapi murni penilaian bukan hanya saya akan tetapi atas dorongan dan restu masyarakat,” tutup Mahyudin saat akan memberangkatkan dan mendampingi pasangan cabup/cawabup MAKIN mendaftar ke KPU baru-baru ini. (tim)