Tulis & Tekan Enter
images

Okky Noviansyah saat memberikan edukasi dalam kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang digelar Sigab selama dua hari.

Dampingi Kaum Difabel Cetak Produksi, Sigab Sebut Kendala Operasional Melebihi HPP

Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Dalam upaya mencapai kesetaraan, Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (Sigab) aktif memberi sejumlah pelatihan untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) kaum disabilitas, agar dapat menciptakan jiwa-jiwa kewirausahaan dalam menghasilkan produk-produk bermutu.

Ya, saat ditemui digiat Sosialisasi Unit Layananan Disabilitas (ULD) ketenagakerjaan dan pelatihan gedsi untuk penyedia pelatihan kerja yang inklusif, Project Manager Sigab Kaltim, Okky Noviansyah mengatakan bahwa program itu masih terus belanjut.

Disampaikannya, sejauh ini Sigab mendata ada 334 kawan difabel tersebar di enam kelurahan Balikpapan yang mendapatkan pelatihan.

"Sigab sering menggelar pelatihan-pelatihan pekerjaan, namun masih memiliki kendala dari minimnya anggaran," aku Okky di ballroom hotel Maxone Balikpapan, Rabu (4/12/2024).

Kendati begitu, lanjutnya, pihaknya pun mencoba menggandeng CSR untuk melakukan kolaborasi. Seperti PLN yang sudah memberikan dana tunai dan diteruskan menjadi alat produksi.

Di sisi lain, Okky tak menampik adanya kendalan yang dihadapi ketika kelompok difabel sudah menghasilkan produk, yakni dana operasional melebihi bajet Harga Pokok Penjualan (HPP), sehingga tidak menunjang di pasaran.

Secara produktivitas, teman disabilitas memang sudah menghasilkan produksi yang bagus, namun dikarenakan membutuhkan biaya untuk transportasi dan semacamnya, sehingga membuat pengeluaran operasional melebihi.

"Kalau kita non disabilitas, jalan pakai motor saja sudah cukup. Tapi bagaimana dengan teman-teman difabel yang gunakan kursi roda, mereka harus menggunakan mobil, sehingga biaya operasional tidak sebanding dengan laba yang dihasilkan," terangnya.

Adapun solusi guna mengatasi hal tersebut, kata Okky, yaitu menyambangi lokasi titik kumpul yang terdekat dari kediaman teman-teman difabel.

"Semisal berkumpulnya di kelurahan, nah tempat itulah yang menjadi titik kumpul terdekat buat mereka. Jadi tidak harus memindahkan tenaga mereka ke area yang jauh, tapi kami dekati ke sumber tenaganya," ungkapnya.

Namun, tambahnya, tahap tersebut masih berproses, agar sejatinya Sigab dapat membantu menekan biaya operasional yang melambung, dalam upaya memperoleh keuntungan.

"Tapi ini masih berjalan, karena secara permodalan, ini masih menjadi PR kami," tutupnya. (lex)


TAG

Tinggalkan Komentar