Tulis & Tekan Enter
images

BEM Uniba menggelar dialog publik tentang IKN dengan mengundang para narasumber berkompeten.

Dialog Publik BEM Uniba, Penguatan Hukum IKN Nusantara Sebagai Magnet Pertumbuhan Ekonomi Baru

KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Balikpapan menggelar dialog publik dalam rangka mendukung pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.

Dialog publik yang berlangsung di Confrence Room Universitas Balikpapan, Kamis (28/7/2022) menghadirkan narasumber Ketua Kadin Kota Balikpapan Yaser Arafat, Ketua HIPMI Balikpapan Iwan Wahyudi, dan Ketua LBH Uniba Wawan Sanjaya.

Selain itu juga hadir Wakil Rektor Universitas Balikpapan Bidang Admisi Humas Kemahasiswaan dan Alumni Ir.Rahmat Rusli, S.T.,M.T serta Agung Syahrir, Presiden BEM Universitas Balikpapan.

Dalam paparannya Yaser Arafat, mengatakan kehadiran IKN Nusantara di Kaltim merupakan berkah bagi masyarakat di daerah. “Harapannya tentu, warga lokal dapat berperan banyak dalam proses pembanguan IKN Nusantara ini,” ujarnya.

IKN Nusantara, menurut Yaser merupakan epicentrum baru untuk Indonesia, karena secara tidak langsung semua kegiatan akan berpusat di IKN Nusantara. Oleh karena itu diharapkan masyarakat Kaltim harus bisa aktif berkegiatan di IKN Nusantara, termasuk Balikpapan yang menjadi central dari IKN Nusantara.

Pengusaha muda ini berharap sebagai warga Balikpapan jangan sampai tidak responsif atau tidak peduli dengan adanya pembangunan IKN. Jika hanya membahas mengenai menolak atau menerima IKN, itu bertentangan dengan Undang-undang (UU) Nomor 3 tahun 2022 yang menetapkan IKN Nusantara di Kalimantan Timur.

“Saya harap fokusnya kita sekarang adalah bagaimana mampu berperan dalam pembangunan IKN, terkhususnya mahasiswa yang ada di Balikpapan,” katanya.

Dikemukakan ada 3 konsep yang sering digunakan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yakni integritas, mentalitas dan relasi. “Alhamdulillah semua usaha saya sebagai pengusaha berjalan lancar, karena 3 konsep tersebut,” ucap Yaser.

Sementara itu, Iwan Wahyudi, Ketua HIPMI Balikpapan mengatakan menyambut kehadiran IKN Nusantara perlu melakukan akselerasi dunia teknologi. Diketahui sekarang makin cepatnya akselerasi teknologi sangat berpengaruh dalam pembangunan IKN Nusantara.

“Kita jangan sampai tertinggal dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini.  Apalagi di era globalisasi sekarang sudah sangat jelas makin hari teknologi makin berkembang dan semakin bertambah,” jelasnya.

Iwan menyatakan, mulai sekarang harus bisa mempersiapkan daya saing dengan adanya IKN Nusantara. Siapa yang memiliki daya saing yang kuat dia yang akan memenangkannya.

Pada kesempatan tersebut, Iwan menjelaskan mengenai era VUCA, yakni dari volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity. Istilah VUCA di era industri 4.0 tetap berlaku pada era society 5.0.

“Kita dihadapkan pada kondisi dimana terjadi perubahan skala besar (volatility), kesulitan melakukan prediksi secara akurat (uncertainty), kerumitan tantangan akibat berbagai faktor yang saling terkait (complexity), dan ketidakjelasan suatu kejadian dengan mata rantai akibatnya (ambiguity) atau yang disebut sebagai kriteria VUCA. Situasi lingkungan yang hadir serba tidak pasti, fluktuatif, kompleks, sulit diprediksi dan kebenaran realitas bersifat subjektif,” tuturnya.

Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Uniba, Wawan Sanjaya yang turut menjadi narasumber pada dialog publik mengatakan, bahwa pembangunan IKN Nusantara harus melibatkan tenaga kerja local. Pasalnya, ini adalah peluang besar harus ditangkap, jangan sampai terlewatkan dan orang luar nantinya akan mendominasi.

Menurut Wawan, masyarakat local harus peka dalam proses pembangunan IKN, dan harus tahu apa yang dibutuhkan dalam pembangunan IKN ini. Sehingga kita dapat terlibat secara langsung dan  juga harus tahu peluang apa yang bisa kita manfaat di IKN Nusantara ini. (*/and)


TAG

Tinggalkan Komentar