KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Soft Tenis resmi bergulir. Berlangsung di Balikpapan Tennis Stadium, Kamis (2/12/2021) dengan diikuti tujuh daerah. Total 175 atlet berpartisipasi untuk kelas junior dan senior.
Ketua Panitia Hanafiah mengatakan pelaksanaan kejurprov ini sekaligus dirangkai dengan prakualifikasi Porprov. Meski prakualifikasi ditiadakan, di soft tenis perlu dilakukan hal ini.
”Kejuaraan ini juga sekaligus pelipur lara bagi atlet. Karena cukup lama kejuaraan tidak dilaksanakan. Atlet berlatih tanpa ikut pertandingan akan jenuh. Kematangan fighting spirit di pertandingan diperlukan,” ujar Hanafiah.
Ya di 2022 nanti, tak hanya Pengprov tapi juga seluruh pengurus kabupaten dan kota bertekad untuk menggelar kejuaraan sebanyak-banyak nya. Baik tingkat provinsi maupun nasional.
”Pembinaan tidak berpacu dengan senior saja tapi juga junior. Saat ini Samarinda, Bontang dan Balikpapan sudah banyak pembinaan di tingkat junior,“ aku pria yang menjabat sebagai Ketua Pengprov Pesti Kaltim.
Pun begitu, saat ini ada tiga daerah yang belum memiliki kepengurusan yakni Kutai Barat, Mahakam Ulu dan Penajam Paser Utara. Tentu menjadi tugas bagi pengprov untuk membentuk nya.
”Saat ini terkendala ada di peralatan. Karena tidak diperjualbelikan seperti cabor lain. Harus dipesan khusus. Semoga di 2022 nanti bisa terbentuk,“ ujarnya.
Ketua Umum Pengcab Pesti Balikpapan Seven Jon mengatakan Balikpapan mengusung target tinggi pada kejuaraan ini dengan mengirimkan 26 atlet.
”Dari segi persiapan sudah cukup bagus. Semoga target juara umum bisa terealisasi,“ ujar Seven Jon.
Sementara Wakil Ketua II KONI Kaltim Sumarlani menambahkan kejurprov kali ini arahnya untuk Porprov 2022. Apalagi prakualifikasi ditiadakan yang sejatinya suatu kemunduran. ”Seharusnya prakualifikasi itu tetap asa. Ini agar tidak ada atlet yang dimutasi. Termasuk bisa mengetahui kualitas atlet menuju porprov,” ujar Sumarlani.
Tak ada prakualifikasi, ia pun meminta semua pengprov untuk melaksanakan kejurprov, sebagai pengganti prakualifikasi. “Kejurprov harus dilaksanakan. Semua tergantung pengprov bagaimana menyiasati nya nanti. Karena kalau tidak dilaksanakan, pasti rugi,“ jelasnya. (and)