Kaltimkita.com, BALIKPAPAN – Kerja keras Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat memang bukan isapan jempol. Terbukti sistem digitalisasi yang dibangun Disdukcapil Balikpapan di bawah komando Hasbullah Helmi ini menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia. Setidaknya itu lah pengakuan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) dan perwakilan World Bank yang berkunjung ke Balikpapan selama dua hari.
“Ya, selama dua hari ini kami mendampingi kunjungan Pejabat Ditjen dukcapil (Pak Zakaria) dan perwakilan World Bank (Bank Dunia) di Indonesia yaitu Pak Mugi dan Pak Biondi untuk melihat praktek pelayanan Penerbitan Akta Kematian di rumah sakit dan di pemakaman, hasil kerjasama Disdukcapil- Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan,” terang Kadisdukcapil Balikpapan, Hasbullah Helmi, Rabu (16/11/2022).
Direktorat Jenderal (Ditjen) Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Zakaria dan perwakilan World Bank, Mugi dan Bondi pada hari pertama melakukan fokus group discussion (FGD) dengan petugas dan pengawas makam, camat, lurah dan perwakilan ketua RT. Pada hari kedua, Rabu (16/11/2022) melakukan kunjungan lapangan ke komplek Makam BDS, Makam kilo 15, dan Rumah Sakit BalikpapanBaru.
Perwakilan World Bank, Biondi mengaku salut denga napa yang telah dilakukan Disdukcapil Balikpapan, mengingat organisasi perangkat daerah (OPD) ini telah menerapkan sistem digitalisasi, yang sudah barang tentu sangat membantu untuk mempermudah proses pelayanan administrasi kepada masyarakat termasuk pelayanan Penerbitan Akta Kematian di rumah sakit dan di pemakaman
“Kami sangat mengapresiasi, prosesnya sudah sangat terintegrasi, jika dilihat dari beberapa daerah sudah banyak yang terintegrasi, antara yang satu dan yang lain. Kita lihat daerah lain sudah digitalisasi namun masih ada yang terputus sehingga sebagian dilakukan manual. Tapi di sini (di Balikpapan) benar-benar proses bisnis dari awal sampai akhir sudah masuk dalam sitemnya. Jadi masyarakat dipermudah,” terang Biondi.
Menurut Biondi, terealisasinya penerapan sistem digitalisasi pelayan publik di Disdukcapil Balikpapan karena hal tersebut dikerjakan oleh SDM yang kompeten.
“Karena orang yang membangun sistem ini sangat paham dan sudah bertahun tahun kerja di capil, jadi secara proses sangat paham tinggal memindahkan, jadi memindahkan untuk jadi sistem digital itu sangat paham. Kalau di tempat lain pakai pihak ketiga dan biasanya hanya paham di kulitnya saja, padahal di capil ini sangat kompleks. Jadi kalau tidak mengerti secara dalam bisa putus. Di Balikpapan ini semuanya sudah diakomodir, dan sistemnya juga nyaman untuk user dan masyarakat, juga nyaman untuk petugas,” terangnya.
“Karena semua sistem digitalisasi dan SDM nya sudah baik, jadi verifiaksi lebih cepat dan ngurangin antrean. Dan saya dengar efisiensi secara anggaran juga banyak yang dihemat, disdukccapil juga diuntungkan dengan sistem ini. Jadi ini slaah satu yang paling baik dari yang saya lihat bersama tim. Paling untuk meningkatkan lagi, sosialisasi ke sekolah, universitas, lebih diintensifkan lagi, karena anak muda lebih akrab dengan dunia digital, agar mereka menjadi agen-agen yang membantu sosialisasi ke masyarakat luas,” tandas Biondi. (bie)