Kaltimkita.com, PENAJAM- Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bersama-sama Pemerintah Kabupaten/kota serta Forkopimda sudah melaksanakan dan sedang melaksanakan seluruh instruksi pemeritah pusat, yang jadi persoalan adalah meningkatnya kasus positf Covid di seluruh wilayah Kaltim padahal sudah dilaksanakan PPKM secara ketat hingga level 4 diseluruh kabpaten/kota se Kaltim, kecuali di Mahulu dan Paser.
Gubernur Kaltim H Isran Noor mengungkap hal tersebut pada Rapat kordinasi penanganan Covi-19 di Kaltim bersama Pemerintah Kabupaten/kota se Kaltim secara virtual, Rabu (4/8).
“Kami telah mlaksanakan semua instruksi pemerintah pusat dan didukung pula oleh semua elemen masyarakat, dari hasil monotring dari BNPB bahwa masyarakat Kaltim adalah yang paling patuh dan taat melaksanakan prtotkol kesehatan bahkan Balikpapan 90 persen dan Bontang 100 persen, jadi dari mana itu masuknya covid?, tanya Gubernur keheranan.
Bahkan Gubernur berkesimpulan, bahwa technology corona ini sudah melampaui teknologi manusia, artinya lanjut Gubernur, sudah dilakukan berbagai upaya tetapi covid selalu lolos, dari berbagai celah, pintar dia, terkait hal ini Gubernur melaporkan bahwa Pemerintah Provinsi Kaltim dan seluruh Pemerintah Kabupaten/kota serta seluruh Forkopimda telah melaksanakan tugas mereka dengan sebaik baiknya.
“Yang saya tahu istri saya positif karena dia sudah divaksin, begitu sakit, antara sakit dan tidak sakit tak ada bedanya, saya kira seorang dokterpun ada yang belum tentu divaksin, terkait persediaan vaksin kita dibantu unsure TNI-Polri dalam pelaksanaan vaksinasi, soal obat-obatan dan oksigen Kaltim terbilang krisis oksigen dan obat obatan namun ada janji dari presiden bahwa akan ada bantuan 100 unit oksigen konsentrator, kemungkinan hari ini tiba di Samarinda, dan 300 koli obat-obatan khusus covid, 300 koli setara dengan satu pesawan, kami siap melaksanakan perintah dari kordinator penanganan covid pusat,” jelasnya
“Obat ini pun kita harus hati-hati juga, karena banyak yang mati karena covid ini justru di rumah sakit, bagaimana tidak makan seonggok obat, yang saya takutkan efeknya, kalau efek samping saya tidak mau tahu, yang saya khawatir bahaya efek kedepannya obat obatan itu yang saya takutkan,” ujar Isran Noor. (humas8)