KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Pada acara Focus Group Discussion yang dilaksanakan oleh Wakil Ketua II DPD RI Dr. H. Mahyudin, turut hadir sebagai salah satu narasumber Dr. Indrayani. Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Balikpapan ini menyampaikan lonjakan ekonomi pasca penetapan IKN di Kalimantan.
"Berdasarkan data BPS Kaltim, pada tahun 2023 Kalimantan Timur merupakan provinsi dengan hasil persentasi struktur ekonomi sejumlah 48,38 persen," ungkap Dr Indrayani.
Tingginya struktur ekonomi Kalimantan Timur tentu saja masih didominasi oleh pertambangan dan penggalian, industri pengolahan serta kontruksi. Kondisi pertumbuhan produk domestik bruto mengalami kenaikan hingga 6,22 persen. Yang berdasarkan PDRB lapangan usaha 43,19 persen masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian, disusul oleh industri pengolahan sebesar 17,73 persen dan kontruksi 12,63 persen. "Artinya, ketiga sektor tersebut turut mengalami kenaikan persentasi sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah," ujarnya.
Seminggu lalu, ia mengaku melakukan kunjungan pada salah satu pelaku UMKM di Kota Balikpapan. Pemilik UMKM tersebut menyampaikan bahwa dengan adanya IKN di Kalimantan Timur, permintaan atas produk amplangnya mengalami peningkatan yg signifikan.
"Saya memulai usaha sejak tahun 2015. Dulu saya hanya menjalankan usaha ini bersama keluarga. Lalu saya menambah 3 karyawan. Namun, setelah adanya IKN, saya menambah karyawan saya hingga 8 orang karena untuk mencukupi permintaan pasar, saya harus memperbanyak produksi. Sekalipun kendala kami saat ini adalah sering kurangnya ketersediaan bahan baku ikan tenggiri untuk melakukan produksi. Selain itu, pendapatan saya juga alhamdulillah meningkat. Sekitar 20 juta perbulan bersih setelah bayar 8 karyawan dan lain lain" ungkap pemilik salah satu UMKM Amplang di Kota Balikpapan," jelas pemilik UMKM tersebut saat ditemui.
Tumbuhnya berbagai sektor yang ada di Kalimantan Timur, tentu saja merupakan dampak dari penetapan IKN. "Penetapan IKN di Kalimantan Timur adalah sebuah anugerah yang patut disyukuri. Peluang dan ancaman yang ada mesti secara perlahan diatasi dari sekarang. Sinergitas seluruh elemen pemerintah maupun masyarakat menjadi hal penting untuk kehidupan mendatang. Berharap Indonesia sentris yang sesungguhnya dapat terealisasi di Tahun 2045," tutup Dr.Indrayani. (and)