Oleh: Dr.Isradi zainal,
Rektor Uniba,Direktur Insurin, Ketua Penjaminan Mutu PII
Rencana kerjasama uniba-UvA Amsterdan dan Presentasi IKN di kampus tersebut menjadi penyemangat tersendiri bagi kami dan tim. Kami bersama Ketua Pembina Uniba Pak Rendy,Pak Belly,dll bangun sejak pagi untuk memastikan tiba di universitas Amsterdam tepat waktu.
Di Amsterdam kami menginap di Hotel Mercure yang jaraknya lumayan jauh dari Amsterdam university. Untuk mencapainya kami menggunakan transportasi publik yang memang kami rancang agar bisa menikmati sistem transportasi publik di negeri Belanda. Ini sebagai referensi tambahan setelah jauh sebelumnya kami sempat menikmati dan mengamati sistem transportasi dan tata kota di sejumlah negara eropah, Asean, China,Jepang, Australia,dll.
Setibanya di Amsterdam University kami dijemput oleh Panitia yang diketuai oleh Mr. Laurenz Dosen University van Amsterdam dibantu 2 mahasiswa S3 Indonesia yang kuliah di kampus tersebut. Satunya dari UII dan satunya dari Unhas. Yang anak Unhas kebetulan yunior saya di unhas tapi beda Fakultas.
Sebelum ke ruang Diskusi kami berkesempatan mengamati Kampus Amsterdam University dari dekat dan sempat ngobrol dengan sejumlah mahasiswa Amsterdam University. Dari sejumlah mahasiswa bule ada yang sempat menyapa saya dan menanyakan apakah kami dari Indonesia dan saya jawab iya. Dia juga memperkenalkan diri kalau kakeknya orang Jawa timur dan saat kakeknya masih hidup dia sering ke Indonesia. Menurut dia neneknya asli Belanda. Sebelum berpisah dia sempat komentar kalau keputusan Indonesia memindahkan IKN untuk menjadikan Nussantara sebagai Pusat pemerintahan merupakan langkah tepat karena dia membayangkan bahwa Jakarta akan menjadi pusat jasa dan busnis sementara IKN Nusantara menjadi Pusat Pemerintahan seperti halnya Amsterdam dan Denhag di Belanda.
Setelah keliling di ruang penting University van Amsterdam kami diajak oleh LaurenZ dan Panitia lainnya ke sebuah ruang diskusi. Disana kami diajak ngopi sambil diskusi kecil membahas kerjasama. Setelah itu dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian kerjasama dan makan siang.
Saat makan siang teman dari Diaspora Indonesia dari Utrecth university dan Amsterdam University bertanya secara berbisik bagaimana progres pembangunan IKN dan apakah ada investor yang tertarik.
Saya lalu menjelaskan bahwa saya kebetulan sudah lama berkiprah terkait IKN bahkan pernah menjadi tim ahli tim transisi IKN ditahun 2022 dan saat ini menjadi konsultan di IKN yang memungkinkan saya untuk bisa berkunjung setiap minggu atau sekali dalam dua minggu. Sehingga saya bisa melihat dari dekat prores pembangunan IKN. Selain itu saya juga menulis segala hal terkait permasalahan IKN dan cara mengatasinya. Semua tulisan IKN yang dimuat disejumlah media sudah disusun menjadi buku dan insyaAllah diakhir tahun akan terbit buku ke dua
Saya lalu memjelaskan bahwa pada dasarnya Progres pembangunan IKN melampaui target khususnya untuk pembangunan infrastruktur dasar.
Saya menambahkan juga bahwa Investor sudah banyak yang berinvestasi dan diperkirakan sudah melampau 30an triliun. Jika ditinjau dari tahapan pembangunan untuk tahun 2022-2024 untuk infrastruktur dasar. Maka keberadaan investor saat ini bisa dianggap laris manis.
Belum sempat membahas lebih jauh lagi kami sudah diminta Panitia untuk segera tampil untuk Presentasi terkait IKN. (*)