Kaltimkita.com, BALIKPAPAN - Kajian tentang pembangunan kebun binatang semakin melangkah ke arah serius. Saat ini Komisi III DPRD Balikpapan menindaklanjuti kajian tersebut dengan mengunjungi taman safari di Bogor. Walau sempat berhenti sekitar tahun 2018, kajian yang memiliki nilai potensial ini perlu digali di Kota Balikpapan untuk menjadi naskah akademik.
"Naskah akademik ini bertujuan untuk memperkuat kembali pembangunan Kebun Binatang, makanya kami tidak salah berkunjung ke taman safari di Bogor untuk konsultasi dan konferensi. Ternyata potensi taman safari luar biasa," ucap Sabaruddin Panrecalle Koordinator Komisi III usai vaksinasi di DOME, Sabtu (27/3/2021) beberapa waktu lalu.
Sabaruddin menerangkan, bahwa taman safari seluas sekitar 260 hektar yang terpakai lahannya hanya 20 persen saja. "Anda bisa bayangkan informasi yang kami dapatkan disana, pengunjung dalam satu bulan sebelum Covid-19 sebanyak 1,7 juta pengunjung. Biaya retribusi masuk yang kesana bervariasi harganya Rp 175-200 ribu. Ternyata memang potensial," terangnya.
Sabaruddin melanjutkan, begitu pula dengan kebun binatang ragunan, dimana ragunan berpotensi jauh lebih baik daripada taman safari, dikarenakan masih mengandalkan subsidi dari pemerintah kota DKI Jakarta.
"Rekomendasi ini yang kami kaji bersama-sama, kemudian naskah akademik yang kami tingkatkan berdasarkan dari konferensi yang kami dapatkan. Inilah yang nanti kami sampaikan kepada tim analisa daripada naskah akademik di universitas Brawijaya. Ya Mudah-mudahan dalam naskah akademik ini dapat ditingkatkan menjadi sebuah peraturan daerah, ketika ini di langsungkan tentunya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Balikpapan, Ini luar biasa gagasan itu," tegasnya.
Wakil Ketua DPRD kota ini menceritakan, bahwa ternyata di Taman Safari sendiri memiliki sekitar lebih 1000 karyawan, dan binatang dari taman safari inilah yang menggaji karyawan tersebut, walaupun perawatan daripada binatang itu sendiri terbilang mahal. Apabila binatang itu sakit bisa meraup 3 juta sampai ratusan juta rupiah yang harus dikeluarkan. "Begitu pedulinya mereka terhadap binatang itu, dimanjakan sedemikian rupa. Airnya saja bukan sembarangan sudah tetapi air yang sudah disterilkan semua," papar Politisi Gerindra ini.
Menurutnya, berdasarkan kajian itu Balikpapan yang sebentar lagi akan jadi penyanggah calon ibu kota negara, sudah lebih dulu mempersiapkan untuk pembangunan kebun binatang, maka dari itu perlu untuk dimatangkan. "Tergantung nanti kajian yang direkomendasikan daripada universitas ini lebih mengarah ke Kebun binatang atau taman safari. Akan tetapi bisa saja keduanya, memang naskah akademik kami kebun binatang tetapi tidak menutup kemungkinan kajian ke taman safari, karena kami masih melihat nilai potensialnya. Memang butuh proses yang panjang," kata Sabaruddin.
Disinggung berkaitan dengan lokasi untuk kebun binatang ini, iya menjelaskan bahwa Balikpapan mempunyai potensi untuk beberapa lokasi, hanya saja belum menggali secara maksimal. "Peluang itu ada, kalau kami tidak mulai sekarang siapa lagi yang memulai. Maka kajian ini yang akan kami rampungkan sesegera mungkin dengan naskah akademik kami," lanjutnya.
Mengenai jenis binatang, walau belum dalam pembahasan, Sabaruddin pun kembali menjelaskan, tentunya jika kebun binatang akan menampilkan banyak spesies binatang tetapi jikalau taman safari tentunya akan bekerjasama dengan taman safari yang lain untuk mendatangkan binatang dari seluruh dunia. "Ya, kalau taman safari tentunya banyak sekali pakai binatang yang ada diseluruh dunia, bahkan yang sudah hampir punah juga binatang terbilang langka," paparnya.
Komisi III DPRD Balikpapan akan terus mengawal kajian kebun binatang ini, memiliki nilai potensial yang perlu di gali di Kota Balikpapan untuk menjadi naskah akademik. "Ya Insyaa Allah ini terus akan kami kawal, sayang, perlu diangkat kajian ini. Memang tergantung dari kekuatan keuangan kami. Tidak terlepas kemungkinan juga kami mencari pihak ketiga, siapa yang akan mau berpartisipasi menjadi pihak ketiga," harapan Sabaruddin. (lex)