Tulis & Tekan Enter
images

KELUARGA BAHAGIA : Dua medali sukses dipersembahkan keluarga dari Muhammad Syamsuddin bagi Kaltim di cabang olahraga Para-Angkat Berat.

Kontribusi Ibu dan Anak untuk Kaltim, Sumbang Dua Medali di Peparnas XVII/2024 Solo

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Itulah peribahasa yang menggambarkan sosok Lina dan anak nya, Muhammad Sarifuddin. Keduanya sama-sama menekuni cabang olahraga Para-Angkat Berat. Kesuksesan nya pun berbarengan diraih dalam ajang Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVII/2024. Ya, dua medali berhasil dipersembahkan. Bila Lina meraih emas kelas 45 Kg, anaknya menyabet medali perak kelas 49 Kg.

======

Lina menjadi atlet difabel penyumbang emas pertama bagi Kaltim. Total angkatan 106 Kg yang berlangsung di Ballroom Hotel Sunan, Senin (7/10/2024) kemarin, sudah cukup membuatnya meraih bonus langsung sebesar Rp 25 Juta dari National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kaltim.

Selang dua jam, giliran Muhammad Sarifuddin mengikuti jejak sang ibu mempersembahkan medali berupa perak dengan total angkatan 360 Kg. Keberhasilan keduanya disaksikan langsung oleh Muhammad Syamsuddin. Tak lain adalah suami dari Lina dan bapak sambung bagi Sarifuddin.

Syamsuddin yang juga bakal turun di Para-Angkat Berat kelas 72 Kg, seketika mengeluarkan air mata kebahagiaan. Ia bangga kepada kedua nya atas raihan medali yang didapat. "Medali yang mereka raih, tentu jadi motivasi bagi saya agar bisa mempersembahkan medali buat Kaltim," ucap Syamsuddin.

Sepanjang pertandingan yang dilakukan istri dan anak sambung nya, Syamsuddin tak henti-hentinya memberikan dukungan agar kedua orang yang paling dicintai bisa menuntaskan tiga angkatan dengan sempurna. Sesekali, ia menceritakan, jika proses latihan yang selama ini dilakukan pasti akan berbuah manis. "Istri sama anak saya pasti dapat medali. Hasil latihannya memang keras," celetuk Syamsuddin sambil memantau pertandingan.

Untuk Sarifuddin, ia mengaku jika Para-Angkat Berat baru ditekuni anak sambung nya dalam tiga hingga empat bulan yang lalu. Sebelumnya, menjadi atlet Para-Renang ketika mengikuti ajang Pekan Paralimpik Daerah se-Kukar 2024. Pada cabor tersebut, Sarifuddin gagal membawa pulang medali dan kalah melawan atlet tuna wicara.

"Dia (Sarifuddin, Red.) sangat kecewa waktu itu. Karena lawannya seperti orang normal pada umum nya. Tidak sesuai dengan klasifikasi yang dimilikinya yakni kekurangan pada kaki. Mental jatuh dan tidak ingin jadi atlet lagi," ujarnya.

Dengan semangat dan bujukan, Sarifuddin perlahan kembali ke dunia olahraga untuk masuk ke angkat berat. Syamsuddin sangat yakin jika anaknya berpotensi untuk menjadi atlet hebat di masa mendatang. "Awalnya kurang berminat, pelan-pelan dijelaskan dan akhirnya mau. Pelatih angkat berat kami, juga optimis jika dia bisa berprestasi," ujar Syamsuddin.

Berbeda dengan Sarifuddin, Solo kata Syamsuddin menjadi edisi kedua bagi istrinya dalam ajang Peparnas. Sebelumnya tampil di Peparnas Jawa Barat 2016 dengan raihan perunggu. Sementara pada edisi Papua 2020 lalu, Lina terpaksa absen. "Baru satu tahun terakhir ini juga dia aktif lagi. Itupun karena diberikan motivasi untuk ikut lagi," tambahnya.

Sementara, seusai penyerahan medali, Lina saat ditemui tak bisa berkata apa-apa atas pencapaian yang dihasilkan. Diluar dugaan, ibu dua anak ini sukses mewujudkan mimpi menorehkan tinta prestasi tertinggi pada pesta akbar atlet difabel. "Saya hanya bermodalkan semangat dan dorongan suami. Itu saja tak ada yang lain," ujar Lina.

Senada dengan Lina, sang anak juga menambahkan jika saling memberikan dukungan menjadi kunci keberhasilan meraih medali. Tak hanya di tempat latihan selama persiapan menuju Peparnas, tak jarang mereka saling bertukar pikiran dan memberikan masukan ketika sudah berada di rumah.

"Bapak dan mama selalu kasih masukan, termasuk pelatih saya. Karena angkat berat ini cabor baru buat saya. Mereka lah yang meyakinkan saya bila mampu berprestasi di angkat berat," kata Sarifuddin yang saat ini berusia 20 tahun.

Nah, atas prestasi yang telah ditorehkan keduanya, kini giliran  mereka yang akan memberikan dukungan penuh kepada Syamsuddin dan rekan-rekan lainnya yang belum bertanding. Mengingat Kaltim total menurunkan 12 atlet, meski hanya 10 yang dinyatakan lolos klasifikasi untuk bertanding. "Semoga medali bisa didapat bapak dan teman-teman lainnya," kompak Lina dan Sarifuddin mendoakan.

Lina dan Sarifuddin pun memberikan pesan kepada teman-teman disabilitas untuk tidak minder dan harus berani menunjukkan kemampuan dan bakat. Sebab, kekurangan bukan penghalang untuk berbuat sesuatu. "Allah pasti punya rencana dari kekurangan yang diberikan. Jadi, jangan jadikan sebuah alasan untuk malu berbuat. Semua bisa sukses dan memberikan kebanggaan bagi keluarga dan lingkungan sekitar," pesan keduanya kepada para penyandang disabilitas. (*)


TAG

Tinggalkan Komentar