KaltimKita.com, BALIKPAPAN - Saat ini negara Indonesia sedang menghadapi gelombang ke 2 Covid-19 yaitu varian omicron yang penyebarannya cukup cepat dari varian delta dengan total kasus per hari Indonesia di angka berkisar 50.000 kasus. Sehingga pemerintah berusaha dengan keras untuk menangani cofid19 varian omicron dengan cara cara mempercepat cakupan vaksinasi di seluruh wilayah Indonesia serta tidak henti-hentinya melakukan himbauan protokol kesehatan yang ketat.
Indonesia saat ini juga sedang dalam tahapan pemindahan Ibu Kota Negara Nusantara ke Provinsi Kalimantan Timur yang wilayahnya meliputi Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Pemindahan IKN Nusantara menimbulkan pro dan kontra di kalangan elite politik maupun masyarakat bawah. Namun pemindahan IKN Nusantara sudah melalui pembahasan akademik maupun hal-hal lain sehingga diputuskan bahwa ibu kota negara Indonesia harus dipindahkan dari kota Jakarta menuju ke wilayah lain.
Di tengah pro dan kontra pemindahan Ibu Kota Negara Nusantara, terdapat sebuah organisasi bernama Lembaga Adat Dayak Balik Kalimantan Timur yang merupakan masyarakat di ring 1 sekitar IKN Nusantara yang kesehariannya menetap dan beraktifitas di wilayah ditetapkannya IKN Nusantara. Organisasi ini dikomandoi oleh saudara Deni Ramon selaku ketua Lembaga Adat Balik Kalimantan Timur.
Dalam hal ini saudara Deni menyambut baik pemindahan IKN Nusantara di wilayah Kalimantan Timur. Selama pemindahan tersebut dibarengi dengan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta melibatkan masyarakat di ring 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia ini ini dapat diwujudkan dengan membangun sebuah universitas maupun balai Latihan Kerja dengan mengedepankan masyarakat di sekitar ring 1 yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara.
Karena diketahui bersama bahwa universitas maupun balai latihan kerja tidak ada ada di Kabupaten Penajam Paser Utara sehingga putra-putri masyarakat lokal untuk meningkatkan kualitas pendidikan harus keluar Kabupaten Penajam Paser Utara dan itu membutuhkan biaya yang cukup banyak. Sedangkan putra-putri masyarakat lokal yang tidak memiliki cukup biaya akan mengurungkan niatnya untuk meningkatkan kualitas pendidikannya dengan ikut bekerja orang tua di kebun maupun sebagai buruh. Kekhawatiran tersebut menyebabkan beberapa kelompok kelompok di masyarakat beranggapan pemindahan ibukota negara Nusantara tidak perlu.
Lembaga Adat Dayak Balik meminta kepada pemerintah pusat maupun daerah untuk meningkatkan kompetensi masyarakat lokal dengan membangun universitas maupun balai Latihan Kerja di sekitar wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara. Besar harapan masyarakat di Kabupaten Penajam Paser Utara untuk dapat berperan aktif dalam pembangunan ibukota negara Nusantara di Provinsi Kalimantan Timur. (*/and)