Tulis & Tekan Enter
images

Mantan kapolsek Kongbeng sangat berarti dalam kepribadian Irfan yang berhasil menyelamatkannya dari jerat penyalahgunaan narkotika jenis sabu-sabu kala mengenang masa lalunya yang kelam

Mantan Pecandu Narkoba “Insaf” Berkat Nasehat dan Pandangan Mantan Kapolsek Kongbeng AKP Fujito

KaltimKita.com, SANGATTA – Biasanya disaat menggelar aksi unjuk rasa seperti demontrasi tergambar akan ketegangan antara aparat keamanan dalam hal ini kepolisian Polri dengan para pengunjuk rasa juga ada yang antipati terhadap petugas kepolisian yang terkesan kaku karena kedisplinan yang tertanam saat mengenyam pendidikan kepolisian baik tingkat AKPOl, Secaba, Secapa, PTIK.

Namun kali ini seperti yang terlihat jelas pada aksi unjuk rasa  para pendukung paslon bupati/wabup kutim H. Mahyunadi, SE.,M.Si dan H. Lulu Kinsu tampak salah satu koordinator dan timses paslon nomor urut 1 Kutim MaKin Irfan Priatna tampak akrab dengan salah satu perwira menengah (pamen) kepolisian dari Polres Kutai Timur AKP Fujito saat mengamankan jalannya unjuk rasa seperti kedekatan antara ayah dan anak.

Namun pria paruh baya dengan pangkat tiga balok di kerah leher seragam kepolisianya itu mampu memberikan kesan humanis kepada salah satu peserta aksi unjuk rasa. Untuk itu mendorong jurnalis KaltimKita.com terdorong mewawancarai  salah satu tokoh warga Kecamatan Kongbeng Desa Miau Baru Kabupaten Kutim Irfan biasa disapa.

 

Tak lagi candu barang haram narkotika "sabu-sabu" Irfan lebih banyak terjun ke masyarakat termasuk sukseskan pembagian masker gratis bersama bhabinkamtibmas Kongbeng

Kedekatan Irfan dan  perwira menengah kepolisian Polres Kutim memang memiliki hubungan human interst yang kuat (emosional red). “ Polisi yang selfie sama saya tadi di tengah jalannya unjuk rasa beliau sudah saya anggap seperti bapak saya sendiri. Beliau itu AKP Fujito adalah mantan Kapolsek kami di wilayah Kongbeng Desa Miau Baru,”terangnya.

“Pak Fujito adalah figur yang berpengaruh dan merubah kehidupan saya menjadi lebih baik lagi. Beliaulah yang menyadarkan saya akan bahaya jerat penyalahgunaan narkotika,” beber Irfan.

Irfan merupakan warga perantauan ke tanah kutim sejak tahun 2011 saat menginjakan kakinya di Kutim, akibat pengaruh salah pergaulan membuatnya terjerumus sebagai pemadat narkotika jenis sabu-sabu. “Walau beliau tahu saya make sabu saat itu, beliau tidak langsung main tangkap saja akan tetapi beliau lebih kepada pendekatan humanis sembari memberikan nasehat,” ungkapnya.

Sujito prihatin tak kala mengetahui warga di bawah binaan wilayah hukumnya saat masih menjabat kapolsek Kongbeng dalam hal ini Irfan, dirinya langsung menasehati secara mendalam. “Le...kamu itu kepala keluarga harus menjadi imam yang baik. Saya tidak mau dengar lagi tole pake sabu-sabu pandang orang tua, istri dan anak-anakmu. Jadilah bapak yang baik bagi keluarga,” beber Irfan mengisahkan kembali nasehat perwira Polri itu

Irfan menegaskan tidak hanya itu saja, ia juga diberikan gambaran oleh Sujito penyalahgunaan narkotika sangat bertentangan dengan hukum. “Sayang Le... masa depan keluargamu nantinya jangan disia-siakan dengan hal negatif dan bersentuhan langsung dengan hukum,” imbuhnya.

Akhirnya Irfan rehab di kampung halamannya tanah Sunda Jawa Barat, pada kesempatan wawancara Irfan mengungkapkan ketegsan mantan Kapolseknya itu terbilang menoreh prestasi khususnya Polres Kutim. “Yang mana saat masih menjadi kapolsek berhasil mengungkap dan mengamankan sebanyak 49 TSK dengan kasus narkotika. Beliau juga terbilang polisi pengayom masyarakat, bahkan lebih banyak sambang wilayah Kecamatan ketimbang bekerja dari balik meja.

Belajar dari pengalaman suramnya itu Irfan (sapaannya) turut bersyukur dapat mengenal AKP Fujito mantan kapolsek di wilayahnya hingga terlepas dari belenggu penyalahgunaan narkoba. “Bagi yang ingin mencoba saya tegaskan jangan coba-coba memakai narkotika jenis apapun itu seperti sabu-sabu karena sudah pasti resiko sanksi hukum, kematian, jatuh miskin sebanyak apapun duit kita tak pernah cukup dan tiada habisnya membeli barang haram tersebut,” bebernya.

Ayah 2 anak ini mengatakan dalam memenuhi hawa nafsu komsumsi sabu kala suram itu tak terhitung menghamburkan uang hingga ratusan ribu sampai jutaan rupiah melayang. “ Saya meminta kepada semua elemen masyarakat tidak hanya tanggung jawab kepolisian, BNNK, dalam memerangi narkoba akan tetapi tanggung jawab kita semua bagi masa depan bangsa,” ulas Irfan

Irfan sengaja berbagi kisah pengalaman pahit hidupnya saat menjadi pecandu sabu “ Justru saya ingin menjadi edukasi pembelajaran bagi kita semua, pokok tidak ada faedahnya mendekati sabu-sabu bukan terhindar dari masalah malah bertambah “nikmat sesaat” dan dapat merubah piskis emosional kita menjadi manusia tempramental dan dapat berdampak pada kesehatan hingga nyawa melayang sia-sia atau sanksi penjara menanti,” ulasnya

Untuk dirinya berniat terjun ke organisasi anti “madat” narkoba seperti granat misalnya perwakilan ranting Kongbeng. “Saya juga dekat dengan pak Babinkamtibmas Kongbeng dalam menyosialisasikan protap protokol kesehatan covid-19 Kutim melalui pembagian masker,” tutur Irfan.

Irfan sangat berterima kasih mendalam kepada Fujito yang disaat dirinya terjerembab ke lingkaran penyalahgunaan narlkoba, Sujito telah menjalankan tugasnya sebagai mantan kapolsek Kongbeng yang penuh pengayoman dalam menyelamatkan masa depan Irfan demi keutuhan rumah tangga dan kedua buah hatinya. (tim)


TAG

Tinggalkan Komentar